Muhadjir Sebut Kemiskinan Ekstrem dan Stunting Harus Dituntaskan

Vella Sky
Vella Sky
Diperbarui 15 Januari 2023 23:25 WIB
Sumbawa, MI - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)  Muhadjir Effendy mengatakan stunting dan kemiskinan ekstrem nasional harus dituntaskan. Muhadjir menuturkan Presiden Jokowi telah menargetkan masalah kemiskinan ekstrem nasional di tahun 2024 entas menjadi 0 persen dan masalah stunting turun menjadi 14 persen. Menurutnya, permasalahan kemiskinan ekstrem dan stunting beririsan. Penyebab stunting dilatarbelakangi oleh fenomena kemiskinan ekstrem seperti kendala dalam mengakses kebutuhan dasar, akses air bersih, fasilitas sanitasi dan lainnya. "Saya sampaikan bahwa stunting ini 60 persen beririsan dengan keluarga miskin ekstrem," ujar Muhadjir ketika melakukan kunjungan kerja ke Desa Labuhan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (12/1/2023). Muhadjir menuturkan untuk menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem dan stunting harus dikeroyok bersamaan.  Ia menegaskan pemerintah melakukan upaya serius dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi gizi spesifik, yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sementara intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk mempercepat penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih, MCK, dan fasilitas sanitasi. "Terutama untuk intervensi sensitif melibatkan Kementerian PUPR dan kementerian lain. Sedangkan untuk intervensi spesifik dari Kementerian Kesehatan. Itu harus kita koordinasikan," jelasnya. Dalam kunjungan kerjanya ke Sumbawa itu, Muhadjir didampingi oleh Wakil Bupati Sumbawa Dewi Noviany juga meninjau beberapa rumah warga yang termasuk ke dalam kategori miskin ekstrem. Dia melihat kondisi rumah warga dengan akses sanitasi dan MCK yang kurang layak. "Berkaitan dengan sanitasi MCK yang sudah saya cek itu perlu dibenahi. Nanti saya koordinasikan dengan Kementerian PUPR. Termasuk juga akses air minum kemudian juga kepastian dari mendapatkan fasilitas kesehatan," ucapnya. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini optimistis dengan langkah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemda) Sumbawa bisa mengurangi masalah kemiskinan ekstrem dan stunting. Sebagaimana diketahui, saat ini Kabupaten Sumbawa menjadi salah satu daerah dengan persoalan kemiskinan ekstrem dan stunting yang tinggi di wilayah timur Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, jumlah penduduk miskin ekstrem Kabupaten Sumbawa sebanyak 15.370 jiwa atau 3,20 persen. Kemudian, Data SSGI 2021 menunjukkan prevalensi stunting di Kabupaten Sumbawa sebesar 29,7 persen atau 12.765 balita. Untuk itu, Muhadjir meminta agar pemerintah daerah (pemda) bisa mengoptimalkan potensi bahari dari Kabupaten Sumbawa untuk pemenuhan gizi ibu hamil dan anak balita. Dia juga meminta agar pemerintah desa bersama pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK), pendamping keluarga berencana (KB) pendamping desa melakukan edukasi untuk mencegah stunting pada keluarga yang rentan stunting. Menurutnya, langkah keroyokan bersama tersebut bisa mengurangi masalah yang ada. "Ini perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat. Dari segi nutrisi kan di sini tersedia melimpah banyak ikan. Sebetulnya yang penting adalah berkaitan dengan pola asuh terhadap anak-anak kemudian juga membiasakan hidup sehat di keluarga," pungkasnya.