PSI: Faisal Basri Ekonom Kesatria

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 28 Agustus 2023 11:21 WIB
Jakarta, MI - Ketua DPP PSI sekaligus Juru Bicara Bidang Ekonomi Andre Vincent Wenas, menghargai sikap kritis dibarengi kejujuran yang ditunjukan oleh ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri. Andre menilai, Faisal Basri mau mengakui secara satria kekhilafannya saat mengritisi program hilirisasi nikel. “Begitulah seharusnya sikap seorang ilmuwan tulen dalam menyampaikan pandangan-pandangannya, senantiasa dilandasi fakta dan data, serta dibarengi sikap jujur dan rendah hati," ujar Andre Vincent Wenas dalam keterangannya, Senin (28/8). "Tidak menang-menangan, tapi mau mengakui kekhilafannya tatkala ada penjelasan yang de-facto membantah argumennya. Itu dialektika dalam ilmu, biasa itu, tak perlu dipolitisir,” tambahnya. Menurutnya, Faisal Basri dikenal sebagai ekonom senior yang pandangannya sering dijadikan referensi oleh akademisi lainnya maupun oleh pemerintah. Dengan kemampuan berpikir kritis dengan kecerdasan Faisal, Andre yakin tidak ada pretensi untuk mendiskreditkan seseorang, apalagi menjelekkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Argumennya sebatas diskursus ilmiah, jadi semestinya juga dijawab dengan argumentasi tandingan yang berdasarkan data dan fakta. Jadi dialektikanya progresif, no problem, no hard feeling. Jangan baperanlah,” kata Andre. Sebelumnya Faisal Basri dianggap bersikap keras terhadap program hilirisasi nikel pemerintahan Jokowi. Ia mengatakan bahwa data yang disampaikan oleh Jokowi soal nilai ekspor nikel dari proses hilirisasi senilai Rp 510 triliun itu tidak akurat dan malah menyesatkan. Faisal Basri bahkan mengatakan proses hilirisasi nikel ternyata lebih menguntungkan bagi industri China. Lantaran smelter yang dibangun di Indonesia mayoritas punya perusahaan-perusahaan China dan hasil produksinya diekspor balik ke China. Pernyataannya ini menghebohkan, tapi mendapatkan tanggapan argumentatif dari, Deputi Investasi dan Pertambangan Kemenko Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto. Melalui podcastnya bersama Prof. Rhenald Kasali ia pun menyampaikan permohonan maafnya kepada publik. “Saya punya niat baik. Saya mengakui secara publik bahwa saya mau mengakui memang ada beberapa data yang tidak saya masukkan karena saya khilaf," demikian permintaan maaf Faisal Basri, Selasa (22/8). Dirinya membantah adanya unsur rasisme ketika mengatakan, bahwa hilirisasi nikel itu hanya menguntungkan China. Menurutnya, yang dimaksudkannya adalah China sebagai entitas negara. Jadi, tidak ada terkandung sentimen ras sama sekali. “Jadi isu yang sempat bikin heboh ini sebetulnya berada dalam lingkup diskursus keilmuan, khususnya di bidang ekonomi dan kebijakan publik. Begitu ada counter-argument yang jelas khan terjadi dialektika yang mencerdaskan. No hard feeling. Begitulah seharusnya,” pungkas Andre Vincent.