Presiden Joko Widodo Curigai Ada Human Trafficking di Balik Kasus Rohingya

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 9 Desember 2023 10:15 WIB
Pengungsi Rohingya di gudang pelabuhan tempat penampungan sementara di Sabang (Foto: Reuters)
Pengungsi Rohingya di gudang pelabuhan tempat penampungan sementara di Sabang (Foto: Reuters)

Jakarta, MI - Presiden Joko Widodo akhirnya buka suara terkait pro kontra kehadiran pengungsi Rohingya di Indonesia. Dia mengungkapkan adanya dugaan kuat tindakan Human Trafficking terkait masuknya pengungsi Rohingya ke Indonesia, terutama ke Aceh.

Ada dugaan kuat bahwa jaringan perdagangan orang terlibat, Indonesia akan mengambil tindakan tegas terhadap mereka,” kata Jokowi dalam video yang disiarkan langsung pada Youtube Setpres, pada Jumat (8/12), tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Indonesia juga akan memberikan bantuan kemanusiaan sementara kepada Rohingya namun tetap memprioritaskan penduduk lokal, katanya.

Turut mendampingi Presiden saat keterangan pers yaitu Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung.

Sebelumnya, masyarakat pesisir Aceh menolak kedatangan kapal kayu yang membawa ratusan imigran Rohingnya. Penolakan tersebut dilakukan karena seringnya terjadi perselisihan sosial antara imigran dan warga setempat.

Lebih dari 1.200 orang Rohingya, kelompok minoritas yang teraniaya dari Myanmar, telah mendarat di Indonesia sejak bulan November, menurut Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) di Indonesia, sehingga memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat lokal mengenai besarnya eksodus tahun ini.

Selama bertahun-tahun banyak orang Rohingya yang melakukan perjalanan berbahaya dengan kapal yang sudah tidak baik kondisinya. Mereka berharap bisa mencapai negara tetangga, Thailand dan Bangladesh, atau lebih jauh lagi Malaysia dan Indonesia, dua negara yang mayoritas penduduknya Muslim.

Mereka kebanyakan menempuh perjalanan laut ini antara bulan November dan April ketika laut lebih tenang.(Ran)