Aktivitas Deformasi Lempeng Picu Gempa Bumi di Malut

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 2 Juni 2024 18:28 WIB
Ilustrasi - Gempa bumi yang tercatat oleh seismometer. (Foto: Antara)
Ilustrasi - Gempa bumi yang tercatat oleh seismometer. (Foto: Antara)

Jakarta, MI - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan aktivitas deformasi batuan lempeng laut Maluku menjadi pemicu getaran gempa bumi di Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara, Minggu sore.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Minggu (2/6/2024) mengatakan jenis gempa tersebut adalah gempa tektonik menengah yang bermagnitudo 5,1 dan berpusat di laut dengan kedalaman 222 kilometer pada jarak 30 kilometer arah barat daya dari Pulau Doi, Maluku Utara.

Selain Kota Jailolo, dampak getaran juga dirasakan beberapa saat di Loloda Kepulauan, Kota Tobelo (skala intensitas III - IV MMI) hingga Kota Daruba, Ternate, dan Tidore (skala intensitas II- III MMI).

Berdasarkan hasil analisis seismologist tim Indonesian Tsunami Early Warning System BMKG mendapati gempa itu terjadi adanya mekanisme pergerakan naik (thrust fault) batuan dalam lempeng Maluku.

Namun ia menyatakan gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami dan BMKG belum menerima laporan kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa.

"Begitupun hingga pukul 16.35 WIB belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan," ujarnya.

BMKG mengharapkan masyarakat untuk bisa tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, selain hasil analisa oleh BMKG.

Hasil analisa tersebut biasa didapatkan masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (AM)