Seribu Petugas Dikerahkan Kawal Jamaah Saat Puncak Haji di Armuzna

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 6 Juni 2024 07:55 WIB
Umat muslim menghadap Kakbah seusai tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). (Foto: ANTARA)
Umat muslim menghadap Kakbah seusai tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). (Foto: ANTARA)

Jakarta, MI - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengerahkan 1.000-an petugas, yang akan bersiaga saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

"Demi memaksimalkan pelayanan dan perlindungan jamaah saat puncak musim haji pertengahan jamaah nanti, sebanyak seribu petugas disiagakan," kata Kepala Satuan Operasi Armuzna, Harun Arrasyid di Makkah, Rabu (5/6/2024).

Seribuan petugas ini, kata dia, akan ditempatkan di lokasi-lokasi yang akan dipadati jamaah ketika wukuf di Arafah, mabit di Muzadalifah dan Mina.

Menurut Harun, petugas yang dikerahkan ini telah dipupuk kesiapan mental, kedisiplinan, dan juga fisik. Mereka akan bahu-membahu membantu jamaah calon haji Indonesia, agar menunaikan seluruh rangkaian haji dengan nyaman dan aman.

"Petugas harus sigap, mulai sekarang sudah dipupuk kesiapan mentalnya," ujarnya.

Ia menyebut titik-titik krusial yang mesti menjadi perhatian yakni di Pos Mina, pos rute, jalur jamarat, dan tenda jamaah.

Petugas juga akan menempati Pos Mobile Crisis Rescue (MCR), yang harus sigap menangani jamaah yang kelelahan atau ada yang sakit, saat puncak musim haji itu.

"Tantangan tahun ini ialah jarak antara tenda dengan jamarat yang cukup jauh memunculkan potensi jamaah kelelahan," jelasnya.

"Ini tak ringan tugasnya. Perlu kesiagaan dan kesiapan mental petugas," sambungnya.

Sementara itu, Kepala PPIH Daerah Kerja (Daker) Makkah Khalilulrahman berpesan kepada jamaah Indonesia untuk banyak beristirahat, siapkan fisik dan mental jelang puncak haji.

Jamaah yang sudah berada di Makkah, juga disarankan untuk tidak bepergian ke luar kota perhajian, mengingat aparat keamanan Saudi menerapkan sistem pengecekan yang ketat. 

Kondisi tersebut, untuk menghalau jamaah yang tak memiliki visa haji resmi.

"Kami juga mengimbau agar mengurangi ibadah sunnah di Masjidil Haram. Mengingat puncak haji 12 hari lagi dan utamakan melaksanakan wukuf di Arafah dengan sehat walafiat," ujar Khalilulrahman.