Jaga Kerukunan, Menag Minta Kepala Daerah Perkuat Harmoni Keagamaan


Jakarta, MI - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak seluruh kepala daerah untuk bersinergi dalam menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia.
Menurutnya, harmoni antarumat beragama adalah salah satu kekuatan utama yang membuat Indonesia dihormati di kancah global, terutama di tengah keberagaman yang begitu luas.
"Indonesia ini saya sudah meneliti, tidak ada negara yang paling plural seplural Indonesia. Ada 17 ribu pulau, 1.300 suku, 718 bahasa lokal, tidak ada negara yang paling plural seplural Indonesia," ujar Menag saat memberikan materi di Lembah Tidar Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, dikutip Kamis (27/2/2025).
"Kita bisa mengatakan, kontributor tertinggi terhadap kedamaian Indonesia itu adalah kerukunan umat beragama," tambahnya.
Dia menjelakan bahwa Indonesia sudah empat kali diprediksi akan bubar seperti Uni Soviet dan Balkan. Tapi tahun-tahun yang dimaksudkan terlewat tanpa adanya konflik.
Lebih lanjut, kata dia, dan temuan mereka yang memprediksi tersebut menjelaskan bahwa kekuatan kerukunan antarumat beragama lah yang menjadi kunci Indonesia bisa tetap eksis hingga saat ini.
“Jadi kalau umat beragama itu rukun Bapak Ibu sekalian, tidak ada kekuatan manapun yang bisa mengacak-acak Indonesia ini,” ungkapnya.
Menag menegaskan pentingnya peran Kementerian Agama dalam menjaga harmoni di setiap daerah. Untuk itu, ia mengajak seluruh kepala daerah untuk bersinergi dalam menciptakan dan mempertahankan kerukunan umat beragama.
"Bapak-Ibu sekalian juga nanti sebagai pemimpin lokal, jangan sampai nanti tidak mau membantu Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Kepentingan-kepentingan institusi keagamaan di daerah itu sangat penting loh Bapak," tuturnya.
Ia menambahkan, jika kerukunan umat beragama tidak terjaga, kekuatan ekonomi pun sudah tak berarti. Nilai ekspor yang tinggi, kurva-kurva ekonomi yang terus meningkat, tidak akan berarti jika negara berada dalam kondisi kacau dan berada di tengah-tengah kerusuhan.
Menag pun mengingatkan pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih terhadap potensi konflik berbasis keagamaan, guna memastikan stabilitas dan kedamaian tetap terjaga di seluruh wilayah Indonesia.
"Jangan terlambat Bapak Ibu, Kalau terlambat sedikit, itu dahsyat (akibatnya), kita pernah punya pengalaman di Poso, di Kalimantan dan beberapa tempat. Makanya itu kita harus turun ke lapangan untuk mendeteksinya sejak dini," imbuhnya.
"Makanya jangan coba-coba ada yang memperatasnamakan agama untuk kepentingan lokal, kepentingan jangka pendek. Sebab dahsyat agama itu seperti nuklir. Nuklir itu bisa menjadi sumber energi yang paling murah tapi bisa menjadi senjata yang paling mematikan," jelasnya lagi.
“Jadi kalau kita menekankan aspek sentripetalnya agama, agama itu akan menjadi faktor pemicu yang amat dahsyat untuk meraih pembangunan itu. Tapi kalau agama tampil sebagai sentripetal faktor pemecah belah, itu dahsyat akibatnya," pungkasnya.
Topik:
menteri-agama kerukunan-umat-beragama kepala-daerah nasaruddin-umar