Di balik Bencana Alam: Kepala BNPB Layak Dicopot, Zulhas Bak Pemain Sinetron, Bupati Aceh Tenggara Manfaatkan Situasi, Kemenhut Asal Ngomong!
Jakarta, MI - Pengamat kebijakan publik yang juga Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menyoroti situasi yang sedang berduka karena bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, namun masih ada saja pejabat negara memberikan pertunjukan yang tidak menarik tetapi menjengkelkan.
Yakni, ada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto yang tidak memiliki rasa empati dan menganggap bahwa bencana di wilayah Tapanuli tidak separa seperti yang tampak di media sosial.
"Sebaiknya Presiden segera mencopot Suharyanto dari posisinya karena dia tidak pantas mengemban posisi itu. Seharusnya posisi itu ditempati oleh sosok yang memiliki rasa empati tinggi seperti para pendahulunya," kata Fernando dalam keterangannya yang masuk ke dapur Redaksi Monitorindonesia.com, Selasa (2/12/2025). Monitorindonesia.com kesulitan mengonfirmasi hal ini kepada Letjen Suharyanto, sebab sempat memblokir WhatsAap Jurnalis Monitorindonesia.com.
Lanjut Fernando, ada juga pertunjukan lain yang diperankan oleh Menko Bidang Pangan Indonesia, Zulkifli Hasan (Zulhas) pada beberapa waktu lalu menggendong beras saat mengunjungi korban bencana di Sumatera Barat.
Menurut Fernando, pertunjukan yang tidak menarik dan cenderung membuat masyarakat bosan melihat gaya kepemimpinan dengan pencitraan.
"Rasanya sangat tidak mungkin meminta Zulkifli Hasan agar dicopot saja dari Menko karena posisinya sebagai Ketum Partai Amanat Nasional (PAN). Tetapi saya melihat Zulkifli Hasan lebih cocok menjadi pemain sinetron dibandingkan menjadi Menko di Kabinet Merah Putih," ungkap Fernando.
Selanjutnya, Bupati Aceh Tenggara Muhammad Salim Fakhry, kata Fernando, juga memanfaatkan situasi bencana alam membuat panggung politik dengan pernyataannya yang berharap Prabowo Subianto menjadi Presiden seumur hidup.
Selain itu Muhammad Salim Fakhry menyampaikan pilihan politik warganya di pemilu 2024 lalu yang memilih Prabowo. Pernyataan tidak berkelas sebagai Kepala Daerah.
"Kalau saya jadi Prabowo Subianto, sudah kena tempeleng dia karena tidak tahu melihat situasi dan kondisi untuk memanfaatkan menjadi panggung politiknya. Atau jangan-jangan Prabowo menikmati pernyataan dari Bupati Aceh Tenggara tersebut."
"Sebaiknya Kementerian Dalam Negeri melakukan pembinaan terhadap yang bersangkutan agar bisa menempatkan hati nuraninya dan tidak selalu memanfaatkan situasi untuk kepentingan politik," timpalnya.
Tak hanya itu, Fernando juga menyoroti pejabat Kementerian Kehutanan (Kemenhut). Dia menyebutnya asal ngomong terkait dengan kayu gelondongan pada bencana Banjir yang ada di Sumatera.
"Dirjen Penegakan Hukum (Gakkum) Kemenhut Dwi Januanto Nugroho seharusnya tidak ngawur dan asal ngoming ketika memberikan komentar sehingga tidak menjadi sasaran cercaan dan hinaan," tegasnya.
Pernyataannya bahwa kayu yang terbawa banjir dan longsor merupakan kayu bekas tebangan yang sudah lapuk dan kemudian terseret banjir sangat mudah terbantahkan dengan melihat kenyataan dilokasi bencana.
"Situasi Bencana di Sumatera menunjukkan bagaimana sesungguhnya pemimpin dan pejabat negara kita. Mereka penikmat kekuasaan sehingga tidak memiliki empati dan hanya memikirkan untuk bisa mempertahankan kekuasaan dan jabatan."
"Saya berharap masyarakat tidak gampang menjadi pelupa sehingga dengan mudahnya dimanfaatkan untuk kepentingan politik pada tahun 2029 yang akan datang," harap Fernando menambahkan.
Update Korban Bencana Sumatera-Aceh
BNPB telah memperbarui jumlah korban terdampak banjir bandang hingga tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Data terbaru malam ini, Selasa (2/12/2025) sebanyak 744 orang dilaporkan meninggal dunia.
Data terbaru dampak bencana di Sumatera itu dirilis di situs Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB), Selasa (2/12/2025). Data masuk per pukul 23.28 WIB.
BNPB melaporkan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 744 di 3 provinsi. Sebanyak 551 orang masih dilaporkan hilang.
Berikut data terbarunya:
Korban meninggal 744 orang.
Korban hilang 551 orang.
Korban terluka 2.600 orang.
Jumlah terdampak 3,3 juta.
Korban mengungsi 1,1 juta.
Jika dirincikan per provinsi, sebanyak 218 orang meninggal di Aceh. Dilaporkan 227 orang masih hilang.
Di Sumatera Barat, sebanyak 225 meninggal dunia dan 161 orang masih hilang. Sedangkan di Sumatera Utara, dilaporkan korban meninggal dunia sebanyak 301 orang dan 163 orang masih hilang.
Total rumah rusak akibat bencana di 3 provinsi ini sebanyak 3.600 rusak berat, 2.100 rusak sedang, dan 3.700 rusak ringan.
BNPB juga melaporkan 42,5% fasilitas pendidikan rusak, 1,18% fasilitas kesehatan rusak. Kemudian 16,97% tempat peribadatan rusak dan 39.34 jembatan rusak.
Topik:
Bencana Alama Sumatera Bencana Alam Aceh BNPB Bupati Aceh Tenggara