Pengusaha Sarang Walet Keluhkan Aturan, Wabup Rahmat Akan Laporan ke Mendag dan Gagas Lelang di Indonesia 

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 10 Desember 2022 22:34 WIB
Blitar, MI - Wakil Bupati, Blitar Rahmat Santoso menghadiri undangan dialog dengan para pengusaha sarang burung walet mewakili Ketua DPW PAN Jawa Timur, Riski Sadiq. Pada dialog itu, banyak dari pengusaha, pedagang dan peternak mengeluhkan tentang kesulitan ekspor karena adanya aturan ijin karantina. “Kebetulan keluarga saya (bapak-ibu) juga pengusaha sarang walet, karena dianggap paham saya diminta hadir,” ujar Rahmat Santai, Sabtu (10/12). Lebih lanjut pria yang kini menjadi Wakil Ketua DPW PAN Jawa Timur ini menjelaskan pada dialog tersebut disampaikan keluhan kesulitan para pengusaha sarang walet untuk ekspor, karena adanya aturan ijin karantina. “Selain ijin ekspor, juga ada ijin karantina yang waktu pengurusannya bisa mencapai 6 bulan dan hanya berlaku 6 bulan,” jelasnya. [caption id="attachment_507714" align="alignnone" width="300"] Contoh sarang burung walet yang di ekspor [/caption] Kondisi ini, menurutnya tentu tidak sesuai dengan apa yang selama ini digaungkan oleh Presiden RI Joko Widodo, mempermudah perijinan dan memangkas birokrasi serta menghapus aturan yang tumpang tindih. “Buktinya aturan dari Menteri Perdagangan, tidak sinkron dengan aturan Menteri Pertanian dan Bea Cukai, seharusnya pemerintah pusat mendukung dan mempermudah ekspor sarang walet, karena potensi devisa pendapatan negara dari sektor ini cukup besar,” tegas Rahmat yang juga sebagai Ketua Umum DPP Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) ini. Ia juga katakan,apalagi 97-98% penghasil sarang walet dunia dari Indonesia, dengan harga berkisar Rp 10-20 juta per kilogramnya. "Dengan kebutuhan dunia bisa mencapai 1.500 ton per tahun, tapi yang bisa ekspor hanya sekitar 250 ton pertahun berapa potensi kehilangan pendapatan negara setahun,” lanjutnya. Bahkan juga sampaikan, hasil sarang walet terbaik kualitasnya di dunia hanya dari Indonesia. Karena Indonesia dilintasi garis katulistiwa, kondisi inilah yang tidak dimiliki oleh banyak negara di dunia. “Ini seharusnya anugerah yang bisa dimanfaatkan, apalagi hasil sarang walet 100% diekspor tidak ada yang dikonsumsi sendiri,” terangnya. Selain menampung keluhan para pengusaha sarang walet, Wabup Rahmat juga menyampaikan gagasan dibuatnya tempat lelang sarang burung walet di Indonesia. Sehingga pedagang dan peternak bisa langsung menjual hasil mereka, pada para pembeli dari liat negeri. “Karena ekspor dipersulit, buat saja tempat lelang yang dihadiri para pembeli dari luar negeri. Sehingga UMKM sarang burung walet juga bisa berkembang, disitu juga bisa dihitung pajak dan lainnya,” ungkap Rahmat. Hal ini terbukti bagus untuk memasarkan produk unggulan suatu negara, serta meningkatkan nilai ekonomisnya. Seperti di Thailand yang menggelar lelang Durian Musang King, dengan mengundang negara-negara tujuan ekspor durian. “Dengan difasilitasi negaranya, durian Musang King bisa laku sampai Rp 2 miliar per bijinya yang kualitas super. Demikian juga untuk sarang walet, kalau dilelang selain menarik negara tujuan ekspor juga bisa meningkatkan harganya,” terangnya. Oleh karena itu ditambahkan Rahmat setelah berdialog dan mendengar keluhan para pengusaha sarang walet ini, akan segera disampaikan langsung kepada Mendag, Zulkifli Hasan yang kebetulan juga Ketua Umum Partai PAN. “Langsung saya laporkan hasil dialog ke Mendag, untuk dicarikan solusi secepatnya. Karena ini sudah menjelang Imlek, dimana sebulan sebelumnya permintan ekspor dan harganya sangat tinggi,” pungkasnya. (MI/JK) #Wabup Rahmat

Topik:

Rahmat Santoso