Dinkes Riau Temukan 122 Kasus Sifilis pada Januari-Mei 2023

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 15 Mei 2023 07:27 WIB
Pekanbaru, MI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau periode Januari-Mei 2023 menemukan 122 kasus penyakit raja singa atau sifilis dan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) di wilayah provinsi itu pada Januari-Mei 2023. Dari jumlah itu, sebagian penderita penyakit tersebut telah diobati. "Dari 122 kasus IMS itu tercatat sebanyak 69 penderita sudah diobati," kata Kepala Dinkes Riau Zainal Arifin dalam keterangannya, Minggu (14/5). Zainal menyebut terbanyak di Dumai dengan 43 kasus dan 33 pasien diantaranya sudah mendapatkan pengobatan. "Penyakit sifilis bisa menular sehingga pasangan yang sudah menikah diimbau untuk setia dengan pasangannya guna menghindari seks yang berisiko, sekaligus menekan jumlah kasus penyakit tersebut," ujarnya. Kasus sifilis tersebut menyebar di kabupaten/kota di Riau kecuali Siak, yakni Dumai (43 kasus), Indragiri Hilir (33 kasus), Bengkalis (19 kasus), Pelalawan (13 kasus), Pekanbaru (5 kasus), Rokan Hilir (3 kasus) dan Kuantan Singingi (2 kasus). Selanjutnya, Indragiri Hulu, Kampar, Kepulauan Meranti, dan Rokan Hulu, masing-masing ada satu kasus. "Pada tahun 2022 tercatat sebanyak 608 kasus sifilis di Riau dan sudah 317 pasien yang telah diobati. Kasus tertinggi di Pekanbaru 159 kasus dan Dumai 130 kasus," katanya. Sementara itu berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit sifilis terus meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2016-2022). "Dari 12 ribu kasus menjadi hampir 21 ribu kasus dengan rata-rata penambahan kasus setiap tahunnya mencapai 17.000 hingga 20.000 kasus. Persentase pengobatan pasien tergolong rendah," kata juru bicara Kemenkes Muhammad Syahril. Syahril pun menyayangkan rendahnya jumlah ibu hamil yang menjalankan pengobatan setelah mengetahui terpapar sifilis. Kurang lebih hanya ada 40 persen yang menjalani pengobatan. Sedangkan 60 persen lainnya tidak mendapatkan pengobatan sehingga berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan. Menurut Syahril, rendahnya pengobatan ibu hamil yang menderita sifilis dikarenakan masih adanya stigma di masyarakat. “Rendahnya pengobatan dikarenakan adanya stigma dan unsur malu. Setiap tahunnya, dari lima juta kehamilan hanya sebanyak 25 persen ibu hamil yang di skrining sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil akhirnya 5.590 ibu hamil positif sifilis,” kata Syahril. #Kasus Sifilis #Dinkes Riau Temukan 122 Kasus Sifilis pada Januari-Mei 2023
Berita Terkait