Paripurna DPRD Kabupaten Mojokerto Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 17 Agustus 2023 23:23 WIB
Mojokerto, MI - DPRD Kabupaten Mojokerto menggelar rapat paripurna di Gedung Graha Whicesa, Rabu (16/8) kemarin. Rapat Paripurna itu mendengarkan siaran langsung pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-78. Turut hadir Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Wakil Bupati Muhammad Al-Barra dan Sekda Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko, jajaran Forkopimda serta para Kepala OPD. Pidato Kenegaraan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang bersama DPR dan DPD RI 2023, yang berlangsung di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta. Masyarakat juga bisa langsung menyaksikan pidato kenegaraan itu melalui siaran TV Nasional atau media sosial resmi MPR dan DPR. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menekankan bahwa Indonesia mempunyai peluang besar untuk meraih Indonesia Emas Tahun 2045 serta meraih posisi menjadi negara lima besar kekuatan ekonomi dunia. "Peluang tersebut harus mampu kita manfaatkan. Rugi besar jika kita melewatkan kesempatan ini, karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu akan kembali memilikinya," ujar Jokowi. Jokowi menyebutkan, peluang besar pertama adalah bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030-an. "Enam puluh delapan persen adalah penduduk usia produktif. Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita," terangnya. Selanjutnya, peluang besar yang kedua adalah kepercayaan internasional atau international trust yang dimiliki Indonesia saat ini. Kepercayaan tersebut, kata Jokowi, dibangun bukan sekadar melalui gimick dan retorika semata, melainkan melalui peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap. "Momentum Presidensi Indonesia di G20, Keketuaan Indonesia di ASEAN, konsistensi Indonesia dalam menjunjung HAM, kemanusiaan, dan kesetaraan, serta kesuksesan Indonesia menghadapi krisis dunia tiga tahun terakhir ini, telah mendongkrak dan menempatkan Indonesia kembali dalam peta percaturan dunia," jelas Jokowi. Lebih lanjut, di tengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan, imbuh Presiden, Indonesia dengan ideologi Pancasila, harmoni keberagaman. Dan prinsip demokrasi yang dimilikinya, mampu menghadirkan ruang dialog serta menjadi titik temu dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada. "Lembaga think tank Australia, Lowy Institute, menyebut Indonesia sebagai middle power in Asia, dengan diplomatic influence yang terus meningkat tajam dan Indonesia termasuk 1 dari 6 negara Asia yang mengalami kenaikan comprehensive power," bebernya. Kepercayaan yang dimiliki Indonesia di mata internasional tersebut, kata Jokowi, sangat penting dalam diplomasi Indonesia di kancah dunia. “Dengan international trust yang tinggi, kredibilitas kita akan lebih diakui, kedaulatan kita akan lebih dihormati. Suara Indonesia akan lebih didengar sehingga memudahkan kita dalam setiap bernegosiasi," jelasnya. (Adv/Pra)