Polda Bali: Kebakaran Gedung BPDB Bali Akibat Korsleting Listrik

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 29 Juni 2024 15:12 WIB
Petugas membersihkan puing sisa kebakaran yang melalap lantai dua gedung BPBD Bali. (Foto: Antara)
Petugas membersihkan puing sisa kebakaran yang melalap lantai dua gedung BPBD Bali. (Foto: Antara)

Denpasar, MI - Kepolisian Daerah Bali menyebutkan kebakaran sebagian gedung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali pada Rabu (26/6/2024) akibat korsleting listrik.

“Akibat hubungan pendek listrik,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Polisi Jansen Avitus Panjaitan di Denpasar, Sabtu (29/6/2024).

Meski begitu, Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali juga terus mendalami penyebab kebakaran di gedung milik Pemprov Bali itu.

“Labfor Polda Bali, sesuai permintaan dari (pemerintah) provinsi juga sedang melakukan langkah penyelidikan, mendalami penyebabnya,” ungkapnya.

Kebakaran di lantai dua gedung logistik BPBD Bali yang terletak di Jalan Panjaitan Renon Denpasar itu diketahui terjadi sekitar pukul 12.00 Wita.

Dinas Pemadam Kebakaran Denpasar kemudian mengerahkan tiga unit mobil pemadan kebakaran untuk menjinakkan api.

Kurang dari dua jam, tim kemudian dapat memadamkan api dan kemudian petugas pemadam melakukan pendinginan di sekitar gedung tersebut.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin menjelaskan meski terjadi kebakaran di kantornya, namun api tidak sampai mempengaruhi operasional di Pusat Pengedalian Operasi (Pusdalops) karena tetap berjalan normal dan tidak mengalami gangguan.

Ia menuturkan sebelum api dan asap menjadi lebih besar, tiga petugas BPBD Bali telah melakukan upaya pemadaman dengan menggunakan alat pemadam api ringan (apar).

Namun, karena asap yang semakin pekat dan tidak memungkinkan ditangani dengan apar yang membuat tidak efektif sehingga perlu ditangani oleh petugas pemadam kebakaran.

Peristiwa kebakaran itu, kata dia, menjadi pelajaran untuk kembali melakukan pengecekan lebih detail terhadap kondisi gedung utamanya instalasi listrik, dan alat kebencanaan di antaranya apar.

Rentin menambahkan pihaknya saat ini menekankan tiga hal antisipasi kebakaran di gedung di antaranya simulasi kerja personel, kelistrikan dan alat pemadam api ringan.

“Yang kedua dan ketiga sering kurang diperhatikan tapi sangat riskan,” jelasnya. (AM)