Sumsel Cetak Sejarah: Ekspor Perdana 59,4 Ton Kopi ke Malaysia dan Australia


Palembang, MI - Sumatra Selatan (Sumsel) berhasil mencatatkan sejarah baru dalam sektor ekspor, dengan melakukan pengiriman kopi langsung dari Pelabuhan Boom Baru, Palembang, ke pasar internasional. Kopi asli dari daerah Pagar Alam dan Semendo - Muara Enim kini menembus pasar ekspor Australia dan Malaysia.
Pada ekspor perdana ini, Sumsel mengirimkan total 59,4 ton kopi ke kedua negara tersebut. Rincian ekspor meliputi 39,6 ton green bean jenis Robusta Grade 4 dari kota Pagar Alam yang dikirim ke Malaysia, serta 19,8 ton green bean jenis Arabika Grade 1 Specialty dari Semendo, Muara Enim, dan Robusta Grade 1 dari Pagar Alam yang dikirim ke Australia.
Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyatakan bahwa selama ini kopi Sumsel diekspor melalui lokasi di luar daerah, dan ekspor perdana ini melalui Pelabuhan Boom Baru diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para petani kopi serta seluruh sektor terkait.
“Karena dengan kedekatan (rantai pasok) tadi, nilai yang dihasilkan akan lebih meningkat dan tentu multiplayer efeknya lebih terasa," ujarnya dalam pelepasan ekspor perdana Kopi Sumsel, Minggu (19/1/2025).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel dan Babel, Arifin Susanto mengatakan setelah menjadi penghasil kopi selama 13 tahun, Sumsel akhirnya mencatatkan secara langsung devisa melalui aktivitas ekspor kopi.
Saat ini, jumlah produksinya mampu mencapai 198.000 ton per tahun atau sekitar 26,05% dari total produksi nasional. Sayangnya, melimpahnya produksi kopi dari Sumsel belum bisa menembus pasar ekspor.
“Alhamdulillah pada hari ini dengan dukungan semua pihak kita membangun Sekretariat Bersama untuk berkolaborasi bersama, mewujudkan agar salah satu komoditas unggulan [kopi] di Sumsel bisa melakukan ekspor langsung,” imbuhnya.
Total ekspor kopi yang akan dilakukan mencapai 14 kontainer dengan jumlah keseluruhannya yaitu 277,2 ton atau senilai Rp33,6 miliar pada 2025. Nantinya 10 kontainer akan dikirimkan ke Malaysia dan 4 kontainer menuju Australia. Dengan begitu, jumlah kopi yang masih akan diekspor yaitu sebanyak 11 kontainer atau 217,8 ton dengan kisaran nilai sebesar Rp26,4 miliar.
“Jadi ini mungkin tidak akan menjadi yang pertama, selanjutnya juga akan ada pengembangan. Kita akan bekerja sama dengan eksportir asli dari Palembang untuk menjajaki ekspor ke Algeria,” tuturnya.
Penjabat Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, menyampaikan bahwa petani kopi di Sumsel masih memerlukan dukungan fasilitas yang memadai. Ia menjelaskan bahwa saat ini hasil produksi kopi langsung dijual kepada offtaker dan pembeli, sehingga nilai tambah hanya terdapat pada produk kopi mentah.
“Karena yang selama ini diproduksi langsung dijual ada offtaker dan buyer. Jadi nilai tambahnya hanya dalam produk kopi, padahal tinggal satu step kita olah, nilai ekonominya mungkin akan lebih tinggi,” ujarnya.
Ia juga menekankan perlunya sistem pembiayaan yang terfokus pada penanganan pascapanen, seperti penyediaan gudang dan alat pengering (dryer) untuk memastikan kualitas kopi tetap terjaga.
“Sehingga saya rasa ini masih membutuhkan dukungan, bagaimana setelah kita menyambungkan dengan sistem perdagangan, kita menyambungkan untuk menambah satu nilai dalam step hilirisasinya agar nilai tambahnya lebih kuat,” pungkasnya.
Topik:
kopi ekspor pelabuhan-boom-baru palembang