Dibayar Rp150 Ribu, 9 Warga Sipil Tewas Akibat Ledakan di Garut saat Buka Selongsong Amunisi

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 14 Mei 2025 08:25 WIB
Jenazah Warga Sipil Korban Ledakan Amunisi di Garut (Foto: Repro)
Jenazah Warga Sipil Korban Ledakan Amunisi di Garut (Foto: Repro)

Garut, MI - Tragedi ledakan yang terjadi di tempat pemusnahan amunisi tak layak pakai di Kabupaten Garut, Jawa Barat, menguak fakta mengejutkan, warga sipil dilibatkan dalam aktivitas berisiko tinggi.

Sebanyak 13 korban tewas dalam insiden tersebut, di antaranya adalah sembilan warga sipil yang bekerja sebagai buruh bongkar selongsong amunisi dengan bayaran harian Rp150.000. 

Agus Setiawan, salah seorang warga, mengungkapkan bahwa ia bersama warga lainnya kerap dipekerjakan untuk membuka selongsong amunisi yang akan dimusnahkan.

“Kami jadi buruh, Pak, buruh buka selongsong. Per hari dibayar Rp150 ribu,” ujar Agus kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat ditemui di rumah duka di Kampung Cimerak, Desa Sagara, Selasa (13/5/2025).

Agus mengatakan, pekerjaan itu bisa berlangsung belasan hari tergantung pada jumlah amunisi yang akan dihancurkan. Selain menerima upah harian, ia juga mengandalkan penjualan sisa-sisa material amunisi seperti tembaga atau besi kepada pengepul.

“Kadang Rp50 ribu, kadang Rp100 ribu dari jual rongsokan. Ada pengepulnya,” jelasnya. 

Agus menambahkan, warga yang telah dianggap senior atau sesepuh bisa memperoleh upah lebih besar, yakni sekitar Rp200.000 per hari.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, menyampaikan bahwa peristiwa ledakan ini terjadi saat tim TNI tengah memusnahkan amunisi aktif tak layak pakai di Gudang Pusat Munisi (Gupusmun) III Cibalong, Garut.
 
Kristomei membenarkan bahwa warga kerap mendatangi lokasi pemusnahan untuk mengambil sisa-sisa material, meski biasanya sudah ada imbauan agar menjauh. 

“Mereka datang dengan tujuan mengambil sisa-sisa serpihan amunisi. Tembaga atau besi bekas dari granat atau mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil,” kata Kristomei. 

Namun pada Senin (13/5/2025), aktivitas tersebut berujung petaka. Ledakan dasyat terjadi saat tim TNI menyusun sisa detonator di lubang ketiga. Tiga belas orang tewas, terdiri dari sembilan warga sipil dan empat prajurit TNI.

Daftar Korban Sipil

Identitas warga sipil yang meninggal dunia dalam insiden tersebut: 

  • Agus bin Kasmin – Kp. Cimerak, Kec. Cibalong 
  • Ipan bin Obar – Kp. Cimerak, Kec. Cibalong 
  • Anwar bin Inon – Kp. Cidahon, Kec. Pameungpeuk 
  • Endang – Singajaya 
  • Yus Ibing bin Inon – Kp. Cidahon, Kec. Pameungpeuk 
  • Iyus Rijal – Kp. Cimerak, Kec. Cibalong 
  • Toto – Kp. Cimerak, Kec. Cibalong 
  • Dadang – Kp. Sakambangan, Kec. Cibalong 
  • Rustiawan – Kp. Cimerak, Kec. Cibalong

Janji Gubernur Dedi Mulyadi:  Biaya Hidup Anak Korban Ditanggung

Menanggapi kejadian tersebut, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan berjanji menanggung biaya hidup serta pendidikan anak-anak korban. 

“Untuk anak-anaknya yang belum menikah, itu menjadi tanggung jawab gubernur. Pendidikannya, kehidupan sehari-harinya, biar nanti kami yang ambil alih,” imbuhnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan menyalurkan santunan sebesar Rp50 juta per korban, termasuk biaya pemulasaraan jenazah dan bantuan lanjutan bagi anak-anak yang masih sekolah hingga kuliah.

Topik:

ledakan-amunisi garut daftar-korban-ledakan