Laporan Khusus : Kerusakan Jalan Pesisir Danau Toba di Pamatangsilimahuta, Simalungun Sangat Kritis, Warga Melintas Menantang Maut

Radesman Saragih
Radesman Saragih
Diperbarui 10 September 2025 16:30 WIB
Kondisi kritis kerusakan jalan pesisir Danau Toba dari Dusun Hutaimbaru – Simpang Bage, Desa Ujungmariah, Kecamatan Pamatangsilimahuta, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Gambar diambil Rabu (10/9/2025). (Foto : Ist).
Kondisi kritis kerusakan jalan pesisir Danau Toba dari Dusun Hutaimbaru – Simpang Bage, Desa Ujungmariah, Kecamatan Pamatangsilimahuta, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Gambar diambil Rabu (10/9/2025). (Foto : Ist).

Simalungun, MI – Warga masyarakat Simalungun dari desa naualu (delapan penjuru mata angin) menyesalkan kelambanan pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) dan Pemerintah Pusat memperbaiki kerusakan parah jalan lingkar pesisir Danau Toba di Desa Ujungariah, Kecamatan Pamatangsilimahuta, Kabupaten Simalungun, Sumut.

Kerusakan jalan pesisir Danau Toba di Desa Ujungmariah tersebut bahkan terkesan diabaikan, sehingga kerusakan jalan semakin parah dan warga masyarakat Desa Ujungmariah nyaris terisolir. Kerusakan parah jalan tersebut membuat akses warga desa tersebut ke pusat perdagangan, administrasi kependudukan dan pelayanan kesehatan di Tongging, Kabanjahe, Kabupaten Karo maupun ke Seribudolok, Perdagangan, Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar sangat sulit. 

Lamhot Manihuruk (35), warga Dusun Hutaimbaru, Desa Ujungmariah yang melintasi jalan rusak berat dari Dusun Hutaimbaru – Simpang Bage, Desa Ujungmariah bersama puluhan warga desa menuju pusat perdagangan Seribudolok, Kecamatan Silimakuta, Simalungun, Rabu (10/9/2025) menjelaskan, kondisi kerusakan jalan dari Dusun Hutaimbaru – Simpang Bage, Ujungmariah semakin parah. 

Seluruh ruas jalan yang mencapai lima kilometer rusak berat. Sebagian jalan tergenang air. Kemudian seluruh badan jalan dipenuhi batu-batu besar, tanah dan kerikil yang tercabut dari badan jalan akibat tergerus air. Kemudian sebagian besar jalan rawan longsor karena berada di antara tebing dan jurang di lereng perbukitan. Warga desa pesisir Danau Toba yang terpaksa melintas jalan rusak berat, rawan longsor dan tidak memiliki tanda-tanda lalu lintas atau marka jalan tersebut bagaikan menantang maut.

“Sebenarnya jalan ke kampung kami ini tak layak dilalui. Tetapi karena tidak ada jalur alternatif, warga terpaksa melintasi jalan rusak berat ini dengan kerawanan kecelakaan yang sangat tinggi. Untuk mencapai pusat pasar Seribudolok, warga pun hanya mengandalkan angkutan perkampungan, bak terbuka jenis L – 300. Sedangkan angkutan air atau kapal dari kampung kami ke Tongging, Karo kini tidak ada lagi,”katanya.

Sangat Prihatin 

Sementara itu, warga Simalungun asal Kota Medan dan Kota Pematangsiantar, Sumut, juga memprihatinkan parahnya kerusakan jalan pesisir Danau Toba di Desa Ujungmariah, Pamatangsilimahuta, Simalungun. Kerusakan jalan tersebut berbeda kontras dengan ruas jalan lingkar pesisir Danau Toba dari Desa Sibolangit – Tongging, Kabupaten Karo yang memiliki aspal mulus.

Rayjon Saragih (45), warga Simalungun asal Pamatangraya yang kini tinggal di Kota Medan kepada monitorindonesia.com di Dusun Hutaimbaru, baru-baru ini mengatakan, dirinya prihatin melihat kondisi parahnya kerusakan jalan pesisir Danau Toba dari perbatasan Kabupaten Karo, ykani Sibolangit – Bage hingga Hutaimbaru, Kabupaten Simalungun. 

Menurut Rayjon Saragih, jalan pesisir Danau Toba dari Bage ke Hutaimbaru sebenarnya tidak layak lagi dilalui kendaraan karena kerusakannya sangat parah. Sebagian besar jalan hanya batu dan sedikit pasir, kerikil dan tanah. Kemudian jalan berada pada daerah atau medan yang sangat curam dan rawan longsor. 

Sebagian badan jalan, kata Rayjhon, bahkan tertimbun material batu besar dan tanah akibat longsor tebing jalan. Selain itu, sepanjang jalan juga tidak dilengkapi marka jalan dan tanda-tanda lalu lintas yang bisa memberikan peringatan kewaspadaan bagi pengendara.

“Saya tadi termasuk nekad membawa kendaraan melintasi jalan yang sangat rusak berat, rawan longsor tebing jalan dan berada di perbukitan pesisir Danau Toba,”katanya.

Ratusan warga Simalungun dari delapan penjuru mata angin juga merasakan keprihatinan yang dialami Rayjhon aragih tersebut. Mereka terpaksa melintasi jalan buruk dan berbahaya menuju Dusun Hutaimbaru untuk melayat dan mengikuti upacara adat sayur matua (meninggal usia lanjut) dan pemakaman jenazah tokoh masyarakat dan gereja, St Berlin Manihuruk (Tukang Gambar/TKG), Senin – Selasa (1 – 2/9/2025). 

“Wah, ngeri sekali jalan ke Hutaimbaru dan desa sekitar sini. Sangat rawan dan berbahaya. Kerusakan jalan sangat parah. Semestinya waktu tempuh dari Tongging ke Hutaimbaru hanya 30 menit. Namun karena kerusakan jalan ini, waktu tempuh lebih satu jam. Apalagi kalau hujan, jalan ini tentu sulit dilalui dan rawan longsor,”kata Randa Damanik, warga Kota Pematangsiantar dan Wendy Purba, warga Simalungun, Serdangbedagai yang turut menghadiri upacara adat pelepasan jenazah St Berlin Manihuruk di Hutaimbaru, Selasa (2/9/2025).

Warga Simalungun dari delapan penjuru mata angin tersebut mengharapkan Pemkab Simalungun di bawah kepimpinan Bupati Antin Achmad Saragih dan DPRD Kabupaten Simalungun di bawa kepemimpinan Sigiarto segera turun ke Desa Ujungmariah melihat kondisi kerusakan jalan tersebut dan mendengarkan keluhan warga masyarakat setempat.

“Kalau bisa kerusakan jalan ini segera diperbaikilah agar akses ke Desa Ujungmariah segera diperbaiki. Kami melihat jalan dari Tongging ke Sibolangit, Kabupaten Karo bisa bagus, ini kok jalan dari Bage – Hutaimbaru yang hanya lima kilometer tidak bisa dibagusin. Kasihan warga desa Ujungmariah ini. Ada warga yang meninggal pun, keluarga yang datang dari jauh sulit datang akibat kerusakan jalan ini,”kata Randa Damanik.

Jangan Tutup Mata 

Warga Simalungun yang menghadiri upacara adat pemakaman tokoh masyarakat dan agama Hutaimbaru, Pamatangsilimahuta, St Berlin Manihuruk tersebut meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan DPRD Kabupaten Simalungun diminta jangan lagi tutup mata terhadap kondisi parahnya kerusakan jalan pesisir Danau Toba di Desa Ujungmariah, Simalungun, Sumut. 

Permintaan itu disampaikan karena sekitar lima kilometer ruas jalan dari Desun Hutaimbaru, Desa Ujungmariah hingga ke Desa Bage kini rusak berat dan nyaris tidak bisa dilalui kendaraan. Sebagian besar ruas jalan tersebut tinggal batu-batu besar berserakan di jalan. Kemudian tanah di badan jalan tergerus aliran air got (selokan), sehingga badan jalan tergenang air. Sebagian ruas jalan tertimbun material batu besar akibat longsor tebing jalan.

Parahnya kerusakan jalan pesisir Danau Toba dari Desa Bage ke Dusun Hutaimbaru, Desa Ujungmariah hingga ke Desa Nagoripurba, Kecamatan Haranggaol Horisan membuat ratusan warga desa kesulitan akses ke pusat pasar dan pelayanan ke Desa Tongging, Merek Situnggaling dan Kabanjahe, Kabupaten Karo maupun ke Seribudolok, Kecamatan Silimakuta, Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun hingga ke Kota Pematangsiantar.

Kerusakan jalan pesisir Danau Toba dari Nagoripurba – Hutaimbaru – Soping – Baluhut dan Bage bahkan membuat sekitar ribuan warga terancam terisolir. Masalahnya ruas jalan rusak sulit dilalui kendaraan. Baik kendaraan roda dua dan roda empat. Kemudian, armada angkutan penumpang ke desa-desa pesisir Danau Toba tersebut sulit. Sementara kapal motor dan perahu bermotor (bermesin tempel) yang selama ini menjadi andalan transportasi warga desa pesisir Danu Toba kini sudah langka. 

Warga desa pesisir Danau Toba di Kecamatan Pamatangsilimahuta meninggalkan transportasi air menyusul adannya transportasi darat. Kondisi itu membuat pengusaha angkutan air atau danau menghentikan usahanya akibat sepinya penumpang. Namun transportasi darat ternyata tidak lancar akibat kerusakan jalan yang sangat parah. 

“Warga kampung ini sekarang bingung dan resah terkait akses ke luar desa. Moda angkutan aiar nyaris hilang. Kemudian angkutan darat sangat terbatas dan jalan rusak berat. Warga desa Pamatangsilimahuta setiap minggu hanya mengandalkan angkutan barang jenis L – 300 untuk berbelanja dan menjual hasil pertanian ke puast pasar dan pelayanan kesehatan ke Seribudolok, Tongging, Merek Situnggaling dan Kabanjahe,”kata warga Dusun Hutaimbaru, Jhon Girsang kepada monitorindonesia.com di Dusu Hutaimbaru, baru-baru ini.

Jhon Girsang lebih prihatin lagi terhadap kerusakan jalan ke desa mereka, karena kerusakan jalan membuat warga desa sering kesulitan membawa warga desa yang sakit ke pusat pelayanan kesehatan di Merek Situnggaling dan Kabanjahe, Kabupaten Karo maupun ke Seribudolok, Simalungun dan Kota Pematangsiantar. 

Menurut Jhon Girsang, kerusakan jalan ke Desa Ujungmariah, Pamatangsilimahuta sudah 25 tahun tidak pernah mendapat perbaikan. Selama kepemimpinan Bupati Simalungun dua periode (2010 – 2025/2015 – 2021), JR Saragih dan kepimpinan Bupati Simalungun periode 2020 – 2025, kerusakan jalan ke desa-desa sentra mangga tersebut tidak pernah tersentuh pembangunan.

Kondisinya saat ini, lanjut Jhon Girsang lebih sulit lagi menyusul meninggalnya Kepala Desa Ujungmariah, E Haloho akibat kecelakaan mobilnya terjun ke jurang dan masuk ke Danau Toba dalam perjalanan pulang dari Ibukota Kecamatan Silimakuta, Seribudolok ke Desa Ujungmariah, Rabu (31/7/2024). 

Selama dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Ujungmariah satu tahun terakhir, perbaikan jalan jalan dilakukan, sehingga kerusakan jalan semakin parah. Sedangkan ketika dipimpin kepala desa yang lama, perbaikan jalan masih sering dilakukan melalui gotong – royong warga desa. 

Jhon Girsang mengatakan, warga Desa Ujungmariah, khususnya di Dusun Hutaimbaru sangat mendampakan gerak cepat Pemkab Simalungun dan DPRD Simalungun memperbaiki kerusakan jalan ke desa pesisir Danau Toba tersebut. 

“Kami mengharapkan Pemkab Simalungun di bawah pimpinan Bupati H Anton Achmad Saragih dan DPRD Kabupaten Simalungun segera memperbaiki kerusakan jalan ke Desa Ujungmariah, Kecamatan Silimakuta ini. Kerusakan jalan ini sudah terhadi 25 tahun. Bahkan jalan ke dusun ini tidak pernah diaspal. Kondisinya berbeda dengan jalan pesisir Danau Toba ari Desa Tingging ke Desa Sibolangit, Kabupaten Karo,”katanya. 

 

Topik:

JalanRusakDanauToba