Anjloknya Harga Sapi di Ngajuk Karena Wabah PMK

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 7 Januari 2025 08:38 WIB
Hewan ternak Sapi (Foto: Ist)
Hewan ternak Sapi (Foto: Ist)

Ngajuk, MI - Anjloknya harga hewan ternak di Pasar Hewan Kedondong, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, disebabkan oleh mewabahnya penyakit mulut dan kuku (foot-and-mouth disease) yang melanda beberapa daerah.

Rata-rata harga ternak per kapita turun sekitar Rp2,5 juta hingg Rp3 juta. Sebelumnya, harga normal anak sapi bisa mencapai Rp 10 hingga 15 juta per ekor. Namun dampak PMK mengakibatkan, harga anak sapi turun dari Rp7 juta hingga Rp12 juta per ekor.

Sedangkan harga bibitnya tetap antara Rp 20 hingga 30 juta per ekor, tergantung ukuran dan jenisnya.

Pedagang ternak di Nganjuk, Supriyanto menjelaskan, meski di wilayahnya belum ada laporan kematian ternak akibat penyakit wabah PMK, namun penyebaran virus ini masih berdampak pada harga ternak di pasar Nganjuk.

"Setahu saya, ada sapi yang terkena PMK, tetapi hanya sedikit. Kebanyakan pemilik yang mengetahui sapinya terjangkit PMK segera memeriksakan ke dinas terkait. Apabila tidak ada perubahan, mereka biasanya menjualnya agar tidak rugi terlalu banyak," ucap Supriyanto di Pasar Hewan Kedondong, Selasa (7/1/2025).

BACA JUGA: 22 Ekor Sapi Tewas Akibat Wabah PMK di Kediri

Wabah penyakit mulut dan mulut (PMK) terus menjadi kekhawatiran para peternak dan pedagang ternak karena berdampak signifikan terhadap harga ternak di Nganjuk dan keberlangsungan peternakan di berbagai daerah.

Pedagang ternak di Nganjuk berharap Dinas Peternakan setempat mengambil tindakan proaktif lebih lanjut, termasuk menutup akses masuk ternak dari luar wilayah Nganjuk, untuk mencegah penyebaran PMK lebih lanjut.

Topik:

Harga Sapi Anjlok Pedagang Sapi Wabah PMK Harga Ternak Sapi