Jokowi dan Gagalnya Teori Bebek Lumpuh
![No Name](https://monitorindonesia.com/images/avatar-placeholder.jpg)
No Name
Diperbarui
20 Juli 2023 00:58 WIB
![Jokowi dan Gagalnya Teori Bebek Lumpuh](https://monitorindonesia.com/2023/07/Andre-Vincent-Wenas.jpg)
Oleh: Andre Vincent Wenas/Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP) Jakarta
Di akhir masa jabatannya, dan karena alasan konstitusional ia tak bisa dipilih lagi karena sudah dua kali menjabat, maka periode ini kerap disebut 'lame-duck presidency'.
Masa kepresidenan yang dikategorikan sebagai periode bebek lumpuh. Ia gampang jadi mangsa dari predator-predator politik.
Tapi rupanya fenomena bebek lumpuh ini tidak berlaku untuk Joko Widodo di masa akhir kepresidenannya. Fenomena Jokowi adalah anomali.
Ia justru malah jadi semacam penentu kemenangan bagi kandidat yang diusung parpol. Sebut saja Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, juga para pengusung dan pendukungnya, mereka semua saling 'berebut restu' dari Joko Widodo.
"Saling-klaim" bahwa merekalah yang direstui jadi "penerus" kerja baik Pak Joko Widodo.
Memang wajar sih, dengan approval-rate yang bahkan tembus 90%, pamor Joko Widodo justru menguat, bukan untuk jadi presiden lagi tapi jadi penentu siapa yang bakal jadi presiden. Fenomena ini belum pernah terjadi sebelumnya. Luar biasa.
Maka berbagai analisa tentang kemana jari telunjuk Joko Widodo mengarah jadi penting.
Interpretasi dari berbagai fenomena coba diterjemahkan sebagai "tanda dukungan" Jokowi terhadap kandidat tertentu. Dan ini dengan manis terus dimainkan Joko Widodo, membiarkan semua pihak menafsirkan sendiri-sendiri. Posisinya sebagai King Maker justru jadi semakin kokoh.
Mulai dari gerak-gerik dan gestur politik dari anak-anaknya (terutama Gibran dan Kaesang, juga Bobby), yang kemudian ditafsirkan sebagai arah angin dukungan bapaknya, sampai ke acara pertemuan Joko Widodo saat makan siang atau perhelatan lainnya. Pokoknya semua itu diterjemahkah sebagai "tanda-tanda dukungan".
Ya bebas saja sih, bagus malah. Itu semua semakin memperkuat positioning Pak Jokowi.
Ada influencer (entah disponsori parpol) tertentu yang coba-coba memposisikan kandidat tertentu "lebih kuat" citra dirinya dibanding dengan Jokowi, maka ia pun mesti menelan pil pahit saat mendapat sentimen negatif dari Jokowers. Kualat katanya.
Pendek kata, saat ini parameter kepresidenan adalah Jokowi. Kepresidenan Jokowi sudah jadi standar baru, dimana publik enggan mendiskonnya. Justru oleh karena itulah Jokowi diharapkan oleh publik untuk senantiasa cawe-cawe, ia "tak diizinkan" oleh kesadaran dalam publik untuk "tinggal-gelanggang" begitu saja.
Harus dipastikan penggantinya nanti adalah dia yang mampu meneruskan kerja-kerja baik Pak Jokowi (ingat approval-rate-nya tembus 90% lho). Ini nggak main-main, proven.
Jadi siapa yang besok makan siang bareng Pak Jokowi? Atau yang dijabat tangannya dua detik lebih lama dibanding kandidat lainnya?
Opini Sebelumnya
Opini Selanjutnya
Opini Terkait
Politik
![Bantah Pernah Sodori Nama Kaesang ke Partai Politik untuk Pilgub Jakarta, Jokowi: Saya Bukan Ketua Partai Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Foto: Ist)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/93673ea2-c92c-4242-9bd1-131602ed7c0a.jpg)
Bantah Pernah Sodori Nama Kaesang ke Partai Politik untuk Pilgub Jakarta, Jokowi: Saya Bukan Ketua Partai
3 Juli 2024 13:37 WIB
Nasional
![Menkominfo Didesak Mundur Usai PDNS Diserang Ransomware, Ini Jawaban Jokowi Presiden Joko Widodo [Foto: Instagram]](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/jokowi-16.webp)
Menkominfo Didesak Mundur Usai PDNS Diserang Ransomware, Ini Jawaban Jokowi
3 Juli 2024 13:18 WIB