Bahlil: Pengakuan Agus Rahardjo Bertolak Belakang dengan Karakter Joko Widodo

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 4 Desember 2023 10:36 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia (Foto: Dhanis/MI)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia (Foto: Dhanis/MI)

Jakarta, MI - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, membantah pengakuan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo yang mengaku diintervensi Presiden Joko Widodo pada kasus korupsi e-KTP Setya Novanto. 

Menurutnya, pengakuan Agus itu bertolak belakang dengan sifat Joko Widodo ketika marah. 

"Saya lihat (pernyataan Agus) itu kan adalah katanya Pak Jokowi marah-marah. Mohon maaf, yang saya tahu Pak Jokowi itu kalau marah bukan suaranya yang besar, enggak pernah dia suara besar," kata Bahlil di Surabaya, Minggu (3/12).

Untuk memastikan itu kata Bahlil, bisa dicek kepada orang yang pernah bekerja bersama Joko Widodo menjadi bawahannya. Apakah ketika dia marah akan menggelegar atau justru memilih diam. 

"Bapak itu palingan, mohon maaf ya, kalau enggak berkenan ya diam. Boleh tanyalah semua mantan menteri, atau menterinya, atau orang yang pernah dekat sama Pak Presiden. Kalau marahnya bapak itu diam," ujarnya.

"Ya diam, selayaknya orang Jawa. Kalau orang Papua kalau marah mungkin ribut-ribut, banting-banting meja. Kalau orang Jawa kan biasanya, pada umumnya, kalau marah diam," tambahnya.

Meski begitu, Bahlil mengaku tak mengetahui persoalan kasus korupsi e-ktp yang terjadi pada waktu itu. Tetapi menurutnya, pernyataan Agus tersebut sangat berbeda dengan apa yang ia alami sendiri saat bergabung di kabinet Indonesia maju.

"Jadi, apa yang disampaikan kalau (Jokowi) bentak-bentak (Agus) rasanya sih menurut saya perlu diceklah saksinya siapa. Tapi, rasanya saya kurang percaya," tandasnya. (DI)