Zulhas: Jangan Bikin Isu Menteri Keuangan Mundur

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 18 Januari 2024 16:30 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memberikan keterangan kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (18/1) (Foto: Antara)
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memberikan keterangan kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (18/1) (Foto: Antara)

Jakarta, MI - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), meminta kepada semua pihak untuk tidak membuat isu soal Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mundur dari kabinet.

"Lho, jangan suka bikin isu," kata Zulhas usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (18/1).

Zulhas yang juga merupakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional lantas berbicara soal pentingnya menjalankan pemilu yang gembira tanpa menjelekkan satu dengan lainnya.

"Jangan bikin isu. (tanggal) 14 Februari saja, pemilu kita lihat nanti yang damai, pemilu yang gembira, jangan saling menjelekkan satu dengan yang lain. Ini kan kompetisi antar keluarga, antar saudara," ujarnya.

Dia menekankan dalam 25 tahun penyelenggaraan pemilu sejak tahun 1999, banyak terjadi dinamika namun menurutnya hal tersebut biasa-biasa saja.

"Saya keliling daerah ke mana-mana rakyat itu guyub, akur, ada yang milih A, ada yang milih B, walaupun yang banyak (pemilih) Pak Prabowo ya, tapi nggak ada masalah, nggak ada yang marah-marah, nggak ada yang ngejek satu dengan yang lain, akur, rukun, guyub," jelasnya.

Saat ditanya mengapa Sri Mulyani tidak hadir dalam rapat terbatas, Zulkifli meminta wartawan tidak membahas hal tersebut, karena menurutnya tidak ada persoalan apapun.

"Nggak usah dibahas, orang nggak ada apa-apa kok dibahas," kata dia.

Sebelumnya ekonom senior Faisal Basri dalam sebuah acara diskusi di Jakarta baru-baru ini menyebut Sri Mulyani adalah menteri yang secara moral paling siap untuk mundur dari kabinet.

Selain Sri Mulyani, Faisal juga menyebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono siap mundur.

Menurut Faisal, menteri dari kalangan teknokrat itu siap mundur karena isu dukungan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2024 yang dianggap tidak netral karena anaknya, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres.