Mentalitas Partai Partai Politik di Indonesia Diyakini Jadi Penyebab Gagalnya Anies Nyalon di Pilkada 2024

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 30 Agustus 2024 14:11 WIB
Anies Baswedan (Foto: Ist)
Anies Baswedan (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Pimpinan Rumah Demokrasi, Ramdansyah, mengatakan bahwa mentalitas partai politik di Indonesia menjadi faktor penyebab gagalnya Anies Baswedan untuk diusung menjadi bakal calon gubernur DKI Jakarta dan Jawa Barat pada Pilkada 2024.

Menurutnya saat ini partai-partai politik yang membentuk koalisi lantaran adanya kompromi demi menempatkan kadernya meraih kursi kabinet pada pemerintahan mendatang.

"Pilihan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (yang kemudian menjadi KIM Plus) tentunya menjadi prioritas ketimbang mengusung Anies Baswedan yang menjadi lambang oposisi," kata Ramdansyah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (30/8/2024). 

Ia mengatakan bahwa posisi menteri pasca pelantikan presiden terpilih pada 20 Oktober 2024 tentu lebih pasti ketimbang mendorong Anies pada Pilkada 2024.

Pasalnya tidak ada kepastian Anies akan menang meski hasil survei SMRC pada Agustus 2024 mengungkapkan keunggulan Anies tanpa dukungan partai politik.

"Problemnya adalah memilih Anies berarti menjauhkan partai politik yang bergabung dalam KIM Plus menjauh dari kekuasaan," ujarnya.

Faktor lainnya adalah ideologi partai, seperti PDI Perjuangan yang Ketua Umumnya Megawati Soekarnoputri dengan tegas mengatakan calon yang diusung partainya harus menjadi kader partai.

Hal ini menjadi hambatan terbesar bagi Anies Baswedan dan PDIP untuk berkompromi. 

Apalagi Megawati, berusaha menunjukkan bahwa keberadaan partai politik sebagai jalan yang tepat bagi siapa pun untuk ikut kontestasi politik di segala level pemilihan.

Sementara Anies memandang, bahwa untuk menjadi oposisi tak perlu masuk ke dalam sebuah partai politik. 

"Anies adalah simbol oposisi personal. Demikian pula PDIP menjadi simbol oposisi kelembagaan (partai politik) usai Pileg dan Pilpres 2024," katanya seraya menambahkan Anies dan PDIP dapat menemukan titik temu.

Kendati demikian, walaupun keduanya adalah simbol perlawanan atau oposisi, tetapi ada persoalan prinsipal di antara keduanya.

Topik:

Anies Pilkada 2024