Guntur Soekarnoputra: Jangan Kita Ini Jadi Bangsa Biadab

Jakarta, MI - Putra sulung Proklamator RI, Guntur Soekarnoputra, mengatakan bahwa keluarga Bung Karno sempat tidak menerima perlakuan yang negara yang memberhentikan Soekarno dari jabatan Presiden RI pertama lantaran dituduh sebagai pengkhianat bangsa. 

Hal itu disampaikan Guntur dalam acara silaturahmi kebangsaan keluarga Bung Karno dengan MPR RI di Ruang Delegasi Gedung Nusantara V MPR RI, Senin (9/9/2024).

"Yang tidak dapat kami terima adalah alasan pemberhentian Presiden Sukarno karena dituduh melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara dengan memberikan dukungan terhadap pengkhianatan dan pemberontakan G30SPKI pada tahun 1965 yang lalu," ungkapnya. 

Kata Guntur, tuduhan keji ini tak pantas ditujukan kepada bung Karno yang memiliki andil dan jasa besar atas kemerdekaan bangsa Indonesia dari tangan penjajah. 

Lebih lanjut, kata Guntur, tuduhan tersebut tidak tidak akan pernah bisa dihapus oleh sejarah rakyat Indonesia sampai kapanpun. 

Apalagi tuduhan tersebut bukan hanya melukai hati bung Karno, tetapi juga melukai hati keluarga bung Karno dan seluruh rakyat yang mencintai bung Karno. 

"Tuduhan keji yang tidak pernah dibuktikan melalui proses peradilan apapun juga seperti itu telah memberikan luka yang sangat mendalam bagi keluarga besar kami, maupun rakyat Indonesia yang patriotik dan nasionalis yang mencintai Bung Karno sampai ke akhir zaman," katanya. 

"Bagi kami sekeluarga utamanya putra-putri Bung Karno yang mengetahui secara pasti bagaimana perjuangan dan pengorbanan ayah kami kepada rakyat, bangsa dan negaranya, tuduhan tersebut sangatlah tidak masuk akal dan tidak masuk nalar, dan sekali lagi tidak masuk akal sehat di dalam otak kita," lanjutnya. 

Untuk itu, Guntur mengingatkan kepada bangsa Indonesia yang menggantungkan prinsip dan nilai-nilainya kepada Pancasila, agar dapat memedomani nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila agar tak menjadi bangsa yang biadab. 

"Jangan kita ini jadi bangsa biadab. bagaimana mungkin seorang proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia mau melakukan pengkhianatan terhadap negara yang ia proklamasikan sendiri kemerdekaannya?" pungkasnya.