Catatan 1 Tahun Pemerintahan Prabowo: Kabinet Gemuk Namun Minim Hasil Kerjanya

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 13 Oktober 2025 2 jam yang lalu
Fernando Emas (Foto: Dok MI)
Fernando Emas (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI  - Pemerintahan Prabowo Subianto hampir satu tahun, namun program-program unggulan yang sudah mulai direalisasikan masih banyak persoalan dan perlu dilakukan evaluasi.

Kabinet dengan jumlah obesitas dan bongkar pasang anggota kabinet belum menunjukkan arah yang baik dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

"Presiden Prabowo Subianto juga masih terus melakukan konsolidasi terhadap kelompok-kelompok masyarakat dan juga kekuatan politik yang selama ini masih belum memberikan dukungan penuh terhadap pemerintahannya," kata Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas kepada Monitorindonesia.com, Senin (13/10/2025).

Apalagi, tambahnya, pada bulan Agustus lalu ada beberapa aksi unjuk rasa di Jakarta dan beberapa daerah yang cukup mengganggu stabilitas keamanan dan politik pemerintahannya.

Disisa masa jabatannya yang masih empat tahun lagi, Presiden Prabowo harus fokus dan sungguh-sungguh bekerja untuk merealisasikan janji-janji politiknya. 

"Penataan kabinet bukan hanya sekedar bagi-bagi kekuasaan terhadap para pendukungnya tetapi untuk soliditas dan memaksimalkan kinerja," jelasnya.

Harus ada pembagian tugas yang jelas kepada Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka agar Presiden Prabowo bisa mengawal program-program unggulan bisa terlaksana dengan baik.

"Saya melihat belum ada kementerian atau lembaga yang kinerjanya sudah dapat memuaskan masyarakat. Apalagi terkait dengan pelaksanaan program unggulan pemerintahan Prabowo Subianto seperti MBG dan hilirisasi," bebernya.

Terkait dengan Makan Bergizi Gratis (MBG), sampai saat ini masih banyak persoalan yang harus dibenahi bukan hanya sekedar ingin menepati janji tetapi membenahi sumber daya manusia (SDM).

Seharusnya Prabowo Subianto bukan hanya sekedar memperbanyak jumlah penerima manfaatnya tetapi harus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan pada sistem tata kelolanya secara menyeluruh. 

"Terkesan, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto hanya untuk bagi-bagi kekuasaan dan memyaskan teman-temannya yang pernah bersama-sama di Tentara Nasional Indonesia (TNI)."

"Terbukti, beberapa kali Presiden Prabowo Subianto seperti obral dan bagi-bagi bintang kehormatan terhadap teman-temannya. Prabowo Subianto terkesan sangat tidak memahami mana yang menjadi prioritas dalam kepemimpinannya," timpalnya.

Selain itu menempatkan banyak purnawirawan pada posisi menteri, wakil menteri, staf khusus, komisaris atau jabatan strategis lainnya.

"Sehingga wajar ketika ada anggapan bahwa sangat diragukan keseriusan dan kesungguhan Prabowo memimpun Indonesia tetapi hanya seperti "aji mumpung"."

Kalau memang Prabowo serius ingin membangun Indonesia, segera realisasikan hilirisasi industri tambang, kelapa sawit dan lain-lain sehingga bisa meningkatkan sumber pendapatan bagi negara dan bisa dimanfaatkan untuk mensejahterakan rakyat. 

"Segera copot kalau memang Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia tidak mampu menjalankannya atau menteri-menteri lain yang tidak jelas hasil kerjanya namun sangat menikmati fasilitas dari negara," tukasnya.

Topik:

Prabowo