Saran Politisi PDIP, Satgas RT/RW Harus Jadi Motor Pengendali Covid-19

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 30 Juli 2021 18:46 WIB
Monitorindonesia.com - Anggota Komisi IX DPR RI dari PDI Perjuangan, Rahmad Handoyo berpendapat perlunya ada kolaborasi untuk pengendalian virus corona atau Covid-19 oleh Satuan Tuga (Satgas) di level bawah, seperti RT dan RW dengan warganya. Bila perlu, tokoh masyarakat, agamawan maupun orang yang dituakan di lingkungan RT dan RW ikut mendukung membumikan protokol kesehatan (prokes) ke warga maupun pendampingan terhadap warga yang sedang isolasi mandiri. “Satgas ditingkat RT, RW harus jadi motor pengendalian Covid-19, karena itu Satgas harus dioptimalkan. Caranya, ya  dengan melibatkan semua elemen masyarakat yang ada dilingkungan tersebut, termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama. Perlu disadari, pengendalian Covid-19 bisa efektif  jika  dilakukan secara gotong royong,” kata Rahmad Handoyo kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (30/7/2021). Menyinggung masih tingginya angka kematian pelaku isolasi mandiri  (isoman), dia meyakini bila saja warga ditingkat RT dan RW kompak dan mau bersama-sama menjaga lingkungannya dari ancaman Covid-19, maka tingginya angka kematian pelaku isolasi mandiri (isoman) bisa ditekan. “Warga yang terjangkit Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri dirumah, tentu butuh dukungan dari orang-orang dekat di lingkungannya. Nah, kalau warga kompak memberi bantuan, dukungan serta pendampingan, yakin resiko kematian akan menurun,” tambah dia lagi. Pendampingan terhadap para Isoman itu, diakui Rahmad kalau sebenarnya tidak mudah karena masih banyak masalah yang ditemukan dilapangan. Para isoman yang berada dalam kecemasan, mereka mungkin jadi tertutup karena merasa Covid-19 adalah aib.   “Fakta dilapangan, sampai saat ini masih ada sebagian masyarakat yang menganggap Covid-19 itu adalah aib. Termasuk ada juga yang tidak percaya Covid, sehingga mereka tidak peduli dan masih tetap berkeliaran meski sudah terpapar Corona,” sebutnya. Dalam kondisi seperti ini, menurut Rahmad, harus ada gerakan bersama semua elemen masyarakat. Para isoman harus dipantau hari demi hari agar mereka disiplin menerapkan prokes. “Selain itu, perkembangan kondisi kesehatan mereka harus terbaca, sehingga petugas dapat mengambil langkah-langkah yang tepat penanganan selanjutnya," kata Legislator asal Boyolali, Jawa Tengah ini. Namun menurut dia, berbagai persoalan dilapangan bisa lebih mudah diatasi jika Satgas di tingkat RT dan RW melibatkan warga setempat, khususnya tokoh masyarakat yang memang dipercaya oleh warganya. “Kata kunci keberhasilan pengendalian Covid-19 juga pendampingan terhadap isoman adalah komunikasi. Nah dalam proses komunikasi ini, tokoh masyarakat bisa berperan aktif sehingga pada akhirnya Satgas RT RW bisa mengendalikan Covid-19 dilingkungannya,” saran dia. Sementara, keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam pengendalian virus corona tak bisa ditawar lagi mengingat saat ini penyebaran virus corona bukan lagi pada level perkantoran tapi di tingkat permukiman warga. “Sekarang penularan virus corona ada di perkampungan, bahkan sudah di perumahan, di rumah tangga. Karena itu tak ada pilihan lagi, Satgas Covid-19 ditingkat RT, RW harus dioptimalkan,” katanya. Rahmad menegaskan, bangsa Indonesia tidak akan pernah keluar dari pandemi Covid-19, jika penanganannya hanya dibebankan kepada pemerintah. Dikatakan, pemerintah hanya mengatur strategi perang melawan Covid-19, sementara implementasinya dilakukan secara gotong-royong oleh segenap elemen bangsa. “Tenaga nakes kita tidak cukup untuk mengawasi para isoman. Rumah sakit kita tidak cukup untuk menampung isoman. Karena itu, semua pihak harus bergotong royong membumikan strategi yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya. Menyinggung tentang banyaknya isoman yang meninggal dunia, legislator asal Boyolali, Jawa Tengah ini mengatakan beberapa catatan. Dikatakan, selain edukasi terus menerus terhadap warga, pemerintah tentunya harus memperbanyak produksi obat dalam negeri. “Upaya menekan angka kematian harus jadi perhatian serius. Karena itu para isoman tak bisa dibiarkan  sendiri, harus selalu ada pendampingan untuk konsultasi. Komunikasi dua arah menjadi kata kunci,” pungkas Rahmad Handoyo. (Ery)

Topik:

pengendalian covid