PDIP Terbuka untuk Kaesang Pangarep yang Ingin Terjun ke Politik, Hasto: Satu Keluarga Tak Boleh Beda-beda Partai 

Nurul Fadhila
Nurul Fadhila
Diperbarui 28 Januari 2023 18:04 WIB
Bandung, MI- Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya terbuka jika putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep ingin terjun di dunia politik lewat partainya. Apalagi kata Hasto, PDIP tak mengenal  yang namanya satu keluarga inti dalam partai politik yang berbeda-beda. Karena itu, Hasto menilai akan lebih baik jika Kaesang masuk ke PDIP. Terlebih, ayahnya  Presiden Jokowi, dan kakaknya, Gibran Rakabuming Raka adalah kader PDIP. "Ya sekiranya (Kaesang) mau masuk ke PDI Perjuangan, karena kami ini punya aturan bahwa dalam satu keluarga tidak bisa masuk dalam pilihan partai-partai yang berbeda," ucap Hasto kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023). Kata Hasto, komitmen satu keluarga tidak masuk partai yang berbeda-beda itu sangat penting untuk dibangun. "Karena itu juga menunjukkan suatu emotional bonding, kesadaran, dan pendidikan politik itu dimulai dari keluarga," papar Hasto. Selain itu, Hasto menjelaskan, PDIP tentu sangat terbuka bagi Kaesang untuk bergabung dan mengajukan permohonan untuk bergabung ke partai besutan mantan Presiden kelima Megawati Soekarnoputri. Pasalnya kata Hasto, dalam konteks keanggotaan, PDIP menggunakan stelsel aktif sehingga siapa pun itu, harus mengajukan permohonan kalau mau bergabung ke PDI Perjuangan. "Mengapa ada stelsel aktif? Karena itu sebagai sebuah momentum bahwa ketika masuk ke partai, mereka harus menyatukan diri, harus merelatifkan kepentingan individunya, dan mengedepankan kepentingan kolektif partai," ujar Hasto. Kepentingan kolektif partai ini, lanjut Hasto, didorong oleh ide, pemikiran, gagasan, dan cita-cita bung karno dalam pemberdayaan wong cilik, rakyat marhaen. "Karena itu lah harus muncul sebagai sebuah kesadaran bahwa berpolitik bukan untuk sekadar jalan pintas mencapai target individual, tetapi sebagai proses untuk mengikuti pendidikan politik dan kaderisasi serta bersedia ditugaskan oleh partai dalam bidang apa pun," kata Hasto. Lebih lanjut, Hasto menjelaskan, bagi PDIP pendidikan politik dari keluarga itu sangat penting. Karena itu pula kata dia dalam aturan pencalegan, misalnya, suami istri dari partai berbeda tidak bisa dijadikan sebagai caleg. "Kemudian dalam suatu keluarga itu kan ada pembatasan-pemasbatasan, dari segi jumlah, kecuali menjadi anggota dan satu keluarga tidakSPX boleh ditugaskan dalam satu tiyang sama," papar Hasto. Hasto juga mencontohkan Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono dengan istrinya atau anaknya, tidak boleh menjadi caleg di dalam level tingkatan yang sama atau satu dapil yang sama. "Karena itu suatu regulasi, mengingat kami tetap memegang semangat reformasi. Di dalam melakukan rekrutmen (anggota partai) memang basisnya keluarga, tetapi terkait dengan hal-hal penugasan (penempatan jabatan) satu keluarga itu kami menerapkan berbagai bentuk pembatasan," jelas Hasto. "Tapi untuk menjadi anggota dalam suatu keluarga, tidak ada batasan sama sekali, dari kakek, nenek, bapak, ibu, cucu, semuanya bisa bergabung ke PDI Perjuangan" sambungnya.