PDIP Ingin Dua Paslon, Mau Mengulang Pilpres 2019?

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 17 September 2023 22:28 WIB
Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dan politisi PDIP, Aria Bima, yang menginginkan Pemilihan Presiden diikuti oleh dua pasangan calon bentuk kekhawatiran. "Justru itu, mungkin alasannya kalau dua putaran peluangnya kecil, kalah. Maka ingin satu putaran, kelihatannya si arah-arahnya kesana," ungkapnya kepada Monitorindonesia.com, Minggu (17/9). Dia mengatakan, seharusnya PDIP sebagai partai nasionalis mendorong agar Pilpres 2024 mendatang menghadirkan banyak capres. Sehingga, masyarakat dihadapkan oleh banyak pilihan. "Mudah-mudahan ada tiga pasangan calon presiden yang mendaftar dan ditetapkan oleh KPU," kata Ujang.e Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) ini mengatakan, semakin banyak capres yang mengikuti kontestasi akan lebih baik bagi masyarakat. Sebab, masyarakat bisa secara leluasa memilih calon yang diinginkan oleh mereka. "Karena semakin banyak koalisinya semakin banyak capres-cawapresnya, masyarakat semakin banyak diberikan pilihan-pilihan," jelas Ujang. Kemudian, kata dia, jika Pilpres 2024 diikuti dua paslon capres-cawapres, maka hanya akan mengulang sejarah di 2019. Pada Pemilu sebelumnya, kata dia, terjadi keterbelahan diantara masyarakat. "Tapi kalau dua pasang berhadap-hadapan akan mengulang pilpres 2019 yang lalu, yang habis-habisan, yang mati-matian, masyarakat banyak masuk penjara karena Pilpres, masyarakat terpecah-pecah sampai hari ini dan luka itu belum kering, masa iya diperparah lagi dengan dua pasangan," pungkas Ujang. (DI)     #PDIP Ingin Dua Paslon #Mengulang Pilpres 2019

Topik:

PDIP Pilpres