Asosiasi Antariksa Resmi Dibentuk di Indonesia

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 26 Januari 2025 08:16 WIB
Ketua Umum Adi Rahman Adiwoso (kedua kiri), Sekjen Aryo PS Djojohadikusumo (tengah) dan Ketua NASPCI Marsekal Pertama TNI Dr. Penny Radjendra (kanan) serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Dr. Robertus Heru Triharjanto, B. Eng., M.Sc. (kedua kanan)
Ketua Umum Adi Rahman Adiwoso (kedua kiri), Sekjen Aryo PS Djojohadikusumo (tengah) dan Ketua NASPCI Marsekal Pertama TNI Dr. Penny Radjendra (kanan) serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Dr. Robertus Heru Triharjanto, B. Eng., M.Sc. (kedua kanan)

Jakarta, MI -  Indonesia kini semakin serius menapaki jalur keantariksaan dengan hadirnya Asosiasi Antariksa Indonesia. Asosiasi ini menjadi wadah kolaborasi bagi para pelaku industri, pakar, profesional, dan pemerhati dunia antariksa untuk membangun ekosistem yang dinamis. 

Kehadirannya bertujuan memajukan teknologi, industri, serta regulasi keantariksaan di Tanah Air, sekaligus memperkuat peran strategis Indonesia di industri antariksa internasional.

Asosiasi Antariksa Indonesia resmi didirikan pada Selasa (21/1/2025), di Jakarta. Organisasi ini digagas oleh para tokoh berpengaruh, seperti praktisi industri satelit nasional Adi Rahman Adiwoso, pengusaha muda Aryo PS Djojohadikusumo, dan David Fernando Audy.

Pendirian asosiasi ini turut disaksikan Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI), Marsekal Pertama TNI Dr. Penny Radjendra, serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Robertus Heru Triharjanto, B. Eng., M.Sc.

Ketua Asosiasi Antariksa Indonesia Adi Rahman Adiwoso mengatakan, dengan pesatnya perkembangan inovasi teknologi, Indonesia harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kapabilitas serta kapasitas teknologi antariksa agar dapat bersaing di industri antariksa global. 

Dengan demikian, Indonesia bisa melangkah lebih maju meninggalkan posisi yang dulunya hanya sebagai pengguna ruang angkasa (space), kini mempunyai kemampuan untuk memproduksi hingga meluncurkan teknologi-teknologi antariksa. 

Oleh karena itu, Asosiasi Antariksa Indonesia didirikan sebagai pijakan utama untuk membangun kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah, sektor swasta, pertahanan, dan lembaga penelitian. Tujuannya adalah untuk mendorong Indonesia mencapai kemandirian dalam akses ke antariksa.

"Pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia internasional. Asosiasi Antariksa Indonesia berkomitmen akan terus meningkatkan peran strategis Indonesia, memajukan teknologi, dan industri antariksa nasional bagi pembangunan, kesejahteraan, serta keamanan negara Indonesia," tutur Adi Rahman dalam keterangannya, Sabtu (25/1/2025).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Antariksa Indonesia, Aryo PS Djojohadikusumo menambahkan antariksa memiliki peranan penting bagi Indonesia dalam aspek geopolitik, ekonomi dan inovasi teknologi. 

Melalui pengelolaan antariksa secara mandiri dan memanfaatkan teknologi antariksa terkini, maka turut serta membantu Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merealisasikan Asta Cita yang fokus meningkatkan sistem pertahanan negara, swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. 

Hal ini karena pemanfaatan antariksa dan teknologi terkait dapat mempermudah pemerintah dalam memantau serta mengelola Sumber Daya Alam (SDA), sekaligus membuka peluang untuk menemukan potensi sumber daya energi baru.

"Kedaulatan akses ke antariksa penting untuk penyediaan jasa yang bisa mendukung produksi pangan dan energi. Seperti satelit penginderaan jarak jauh untuk mendapatkan data aktual tentang kondisi tanah, air, dan unsur hara. Hal ini penting di era Pemerintahan Presiden Prabowo yang mengutamakan kedaulatan pangan, energi, dan air," imbuh Aryo.

Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI) Marsekal Pertama TNI, Dr. Penny Radjendra mengapresiasi dibentuknya Asosiasi Antariksa Indonesia. Dengan hadirnya asosiasi antariksa ini maka akan semakin memperkuat Indonesia dalam memaksimalkan hak kedaulatan (sovereign right) nasional terhadap akses antariksa untuk kepentingan pemerintah, militer, swasta, dan institusi penelitian. 

"Bagi militer, pemanfaatan teknologi antariksa seperti satelit komunikasi, penginderaan jarak jauh, dan navigasi akan semakin memperkuat keamanan nasional dari ancaman-ancaman asing terhadap kedaulatan nasional," papar Penny.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Dr. Robertus Heru Triharjanto, menjelaskan bahwa sesuai dengan Perpres 78/2021, badan antariksa Indonesia adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

BRIN bertanggung jawab dalam menyelenggarakan fungsi layanan Penginderaan Jauh sesuai PP 11/2018, penguasaan dan otoritas perizinan teknologi antariksa berdasarkan PP 7/2023, dan kelak menjadi otoritas peluncuran satelit dari wilayah Indonesia saat PP mengenai penyelenggaraan Bandar Antariksa, yang saat ini draftnya telah sampai di Sekretariat Negara, diterbitkan.

BRIN menyambut positif keberadaan Asosiasi Antariksa Indonesia dan siap memberikan dukungan penuh untuk memaksimalkan potensi industri keantariksaan Indonesia. 

"BRIN siap bekerja sama dengan Asosiasi Antariksa Nasional terutama dalam program riset, pengembangan SDM dan inovasi teknologi, diplomasi antariksa, hingga fasilitasi industri antariksa. Kami optimistis kolaborasi ini akan memperkuat daya saing Indonesia di industri antariksa internasional," ujar Robertus Heru.

Asosiasi Antariksa Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran dan memberikan edukasi kepada seluruh pemangku kepentingan mengenai peran penting antariksa dalam mendukung perekonomian, pertahanan dan keamanan negara, riset, serta pengembangan inovasi teknologi. Upaya ini bertujuan untuk memperkuat posisi dan peran strategis Indonesia di kancah internasional.

Topik:

antariksa asosiasi-antariksa-indonesia