Militer AS: Pemimpin ISIS di Suriah Tewas Dalam Serangan Pesawat Tak Berawak

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 12 Juli 2022 23:32 WIB
Jakarta, MI - Pemimpin Negara Islam di Suriah (ISIS), salah satu dari lima pemimpin teratas kelompok militan itu, tewas dalam serangan udara AS, kata militer AS pada Selasa (12/7). Dalam sebuah pernyataan, Komando Pusat AS mengatakan Maher al-Agal telah tewas dalam serangan pesawat tak berawak di barat laut Suriah dan rekan dekatnya terluka parah. "Perencanaan ekstensif dilakukan dalam operasi ini untuk memastikan keberhasilan pelaksanaannya. Tinjauan awal menunjukkan tidak ada korban sipil," tambah pernyataan itu. Dikatakan al-Agal bertanggung jawab untuk mengembangkan jaringan ISIS di luar Irak dan Suriah. Ini akan menjadi pukulan lain bagi upaya kelompok pemberontak Islam untuk mengatur kembali kekuatan gerilya setelah kehilangan sebagian besar wilayah. Amerika Serikat memiliki sekitar 900 tentara di Suriah, sebagian besar di timur negara itu yang terpecah oleh perang saudara selama satu dekade, meskipun pemerintahan Presiden Joe Biden belum merinci rencana jangka panjangnya untuk misi delapan tahun itu. Pertahanan Sipil Suriah, sebuah organisasi kemanusiaan yang beroperasi di daerah yang dikuasai oposisi, mengatakan sebuah pesawat tak berawak tak dikenal menargetkan sepeda motor di desa Khaltan di pedesaan utara wilayah Aleppo, menewaskan dua orang. Militer AS tidak menyebutkan sepeda motor dalam pernyataannya tetapi mengatakan seorang pejabat senior ISIS yang terkait erat dengan Maher terluka parah selama serangan itu. Pada bulan Februari, pemimpin tertinggi Negara Islam meledakkan dirinya selama serangan militer AS di Suriah. Pada puncak kekuasaannya dari 2014-2017, ISIS menguasai jutaan orang dan mengaku bertanggung jawab atau mengilhami serangan di puluhan kota di seluruh dunia. Pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, mendeklarasikan kekhalifahan lebih dari seperempat Irak dan Suriah pada 2014, sebelum ia terbunuh dalam serangan oleh pasukan khusus AS di barat laut Suriah pada 2019 ketika kelompok itu runtuh. Koalisi pimpinan AS yang memerangi ISIS mengatakan pada pertengahan 2019, setelah kekalahan kelompok itu di medan perang, bahwa mereka mempertahankan 14.000 hingga 18.000 anggota, termasuk 3.000 orang asing, meskipun jumlah pastinya sama sulitnya dengan ISIS itu sendiri. "ISIS terus menjadi ancaman bagi AS dan mitra di kawasan itu," kata juru bicara Komando Pusat AS dalam pernyataan tentang serangan pesawat tak berawak itu seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (12/7). Analis mengatakan banyak pejuang lokal mungkin telah kembali ke kehidupan normal, siap untuk muncul kembali ketika ada kesempatan.

Topik:

Terorisme Suriah Amerika Serikat Irak isis