Dugaan Manipulasi Nilai Akademik SMP Citra Nusa, Perlu Audit Dinas Pendidikan Provinsi Jabar dan Bupati Bogor Harus Bertindak!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 26 Juli 2022 11:06 WIB
Jakarta, MI - Dugaan Manipulasi nilai Rapor dan ujian SMP Citra Nusa sebagai sekolah swasta terbaik ke-3 se-Kabupaten Bogor menjadi bahan pertanyaan dan isu tidak sedap karena 65 murid kelas IX SMP Citra Nusa Cibinong terakreditasi A yang berdiri sejak 1 Maret 2005 diterima di 3 SMAN Favorit Cibinong. Dugaan manipulasi nilai rapor dan ujian sekolah itu dimana alumni murid SMP Citra Nusa gagal masuk tes tertulis masuk SMKN 1 Cibinong yang merupakan favorit tetapi banyak calon murid SMKN 1 Cibinong menerima lulusan SMP lain yang justru gagal masuk SMAN 1, 2 dan 3 Cibinong. Akademisi Hukum Pidana dari Universitas Indonesia (UI) Kurnia Zakaria, menilai hal ini tidak bisa dijawab baik oleh Kepala Sekolah SMP Citra Nusa Ibu Sherly Mareta maupun pihak Yayasan Surya Purnama Jaya sebagai yayasan yang nenaungi SMP dan SMA Citra Nusa. "Protes kecurangan yang diduga dilakukan SMP Citra Nusa oleh para orang tua murid dari SMP swasta maupun SMP Negeri Kabupaten Bogor yang merasa dirugikan dalam persaingan memperebutkan kursi sekolah SMAN favorit tidak ada tanggapan juga dari Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Bogor Jumanda Dimansyah," jelas Kurnia kepada Monitorindonesia.com, Selasa (26/7). "Saya melihat inilah salah satu contoh andaikan Kepala Sekolah dan guru-guru SMP Citra Nusa diduga melakukan manipulasi nilai Rapor dan Ujian Sekolah betapa hancurnya nilai moralitas dan etika norma-norma dunia Pendidikan kita," sambungnya. Kata Kurnia, demi meningkatkan status SMP Citra Nusa menjadi SMP terbaik di Kabupaten Bogor dengan bayaran SPP perbulan Rp.450.000,- dan kegiatan pendidikan sebesar Rp. 4.980.000,-/tahun yang mungkin terjangkau warga kelas nenengah ke atas masyarakat Cibinong. "Memang dalam ukuran masyarakat SMP favorit adalah alumninya paling banyak diterima di SMAN Favorit juga. Tapi apa menjamin mutu sekolah dan siswanya bagus bila nilainya hasil "kantrolan" guru sekolahnya bukan nilai sebenarnya," ujarnya. Untuk itu, ia meminta nilai-nilai luhur Pendidikan utamakan kejujuran, prestasi dengan sehat (fair play) karakter, moralitas dan etika. "Jika tidak, ini akan hancur demi kepentingan siswa dan orang tuanya yang menghalalkan segala cara dan persaingan tidak sehat antar sekolah dan justru inilah budaya korupsi dan suap yang tidak bisa dihilangkan di bumi Indonesia justru malah diajarkan guru dan dilakukan almamater sekolahnya sejak usia remaja," tegas Kurnia. "Dan perlu ada audit juga Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Bupati Bogor harus bertindak atas kejadian ini," imbuhnya.

Topik:

bupati bogor smp citra nusa Manipulasi Nilai Akademik Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat