Ki Hajar Dewantara dan Arti Tiga Semboyan 

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 2 Mei 2023 09:52 WIB
Jakarta, MI - Setiap tahunnya pada tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Tanggal tersebut juga diketahui merupakan tanggal lahir sang pelopor yakni Ki Hajar Dewantara. Sang pelopor diketahui lahir pada tanggal 2 Mei 1889, dengan nama asli RM Suwardi Suryaningrat. Adapun untuk sejarah Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sejati didasari oleh usaha dari Ki Hajar Dewantara dan rekan-rekannya pada saat itu. Ki Hajar Dewantara bersama Dr Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker, seperti dikutip dari buku Sejarah karya Habib Mustopo dkk, mendirikan Indische Partij dalam rangka mencapai kemerdekaan Indonesia. Ki Hajar Dewantara juga menuliskan kritik berjudul Als Ik een Nederlander was. Dengan arti, Seandainya Aku Orang Belanda membuatnya diasingkan ke Belanda. Mulai dari pengadingan tersebut, sang pahlawan nasional tersebut mulai mendalami pendidikan dan pengajaran. Sewaktu kembali ke Tanah Air pada 1918, Ki Hajar Dewantara pun banyak memberikan perhatian untuk bidang pendidikan. Dia mendirikan lembaga Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Adapun sistem pendidikan Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara menerapkan semboyan berikut ini: Ing ngarsa sung tuladha: di depan memberi contoh atau suri teladan untuk yang ada di tengah dan belakang Ing madya mangun karsa: di tengah memberi semangat untuk kemajuan Tut wuri handayani: di belakang memberi dorongan. Hingga saat ini ketiga semboyan ini masih digunakan. Berkat usaha dan kerja keras Ki Hajar Dewantara dianugerahi sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 305 tahun 1959, hari kelahirannya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.