Ini Daftar Anggota Polisi Diduga Terlibat Teroris di Bekasi,  Ada Kanit Reskrim!

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 18 Agustus 2023 16:54 WIB
Jakarta, MI - Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menangkap tiga oknum anggota polisi yang diduga sebagai pemasok senjata dan peluru tajam untuk DE pegawai PT KAI, tersangka terorisme yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat (Jabar) beberapa waktu lalu. Tiga anggota yang ditangkap adalah Bripka Reynaldi Prakoso (RP), Anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, kemudian Bripka Syarif Mukhsin (SM), Anggota Renmin Samapta Polresta Cirebon Kabupaten, dan Iptu Muhamad Yudi Saputra (MYS) Kanit Reskrim Polsek Bekasi Utara. Berikut keterlibatannya: 1. Bripka Reynaldi Prakoso (RP) adalah anggota kepolisian yang memasok peluru tajam sebanyak 1.500 butir kepada tersangka Dananjaya Erbening (DE) dan Bripka Syarif Mukhsin. Bripka Reynaldi Prakoso ditangkap pada hari Kamis (17/8) kemarin di wilayah DKI Jakarta. 2. Bripka Syarif Mukhsin (SM) sebagai anggota Renmin Samapta Polres Kabupaten Cirebon, Jabar. SM ditangkap pada Kamis (17/8) kemarin di wilayah Jawa Barat. Disebutkan rangkaian keterlibatan SM terkait dengan tersangka DE. Syarif Mukhsin disebut adalah pendistribusi peluru dan senjata, pengembangan dari oknum anggota Polda Metro Jaya terkait tersangka teroris DE. Pasca penangkapan target medsos DE memberikan keterangan bahwa yang bersangkutan sedang mengerjakan (mengupgrade pistol Air Gun menjadi Senpi) milik Bripka Reynaldi Prakoso. Dari keterangan Bripka Reynaldi Prakoso bahwa ia memiliki peluru sebanyak 1500 butir yang diambil dari logistik dan dijual ke DE 300 butir dan ke Syarif Mukhsin sebanyak 400 butir. Sementara Bripka Syarif Mukhsin juga bisa mengupgrade pistol Air gun ke Senpi, namun Bripka Reynaldi Prakoso kecewa karena setelah dicoba larasnya pecah. Bripka Reynaldi Prakoso pun kemudian mengupgrade airgun menjadi senpi ke DE. 3. Iptu Muhamad Yudi Saputra (MYS) adalah Kanit Reskrim Polres Polsek Bekasi Utara. Ia ditangkap pada Kamis (17/8) kemarin, di wilayah Jawa Barat. Iptu Muhamad Yudi Saputra terlibat memasok senjata laras panjang kepada tersangka DE. Diwartakan sebelumnya, bahwa Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pada Senin (14/8) siang, menangkap seorang tersangka target tindak pidana terorisme di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara. Tersangka yang ditangkap diketahui berinisial DE, yang berprofesi sebagai karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di PT Kerata Api Indonesia (KAI). "Pelaku aktif memberikan propaganda dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) DivHumas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, Senin (14/8). Menurut Ramadhan, tersangka juga berperan mengirim sebuah unggahan Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pimpinan Islamic State, yaitu Abu Al Husain Al Husain Al Quraysi. Tersangka juga merupakan admin beberapa saluran Telegram Arsip film dokumenter dan breaking news, yang merupakan channel update teror global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Setelah penangkapan, kata Ramadhan, penyidik Densus 88 Antiteror Polri melakukan interogasi kepada tersangka serta melakukan penggeledahan di kediaman tersangka. Dalam penangkapan dan penggeledahan kemarin, penyidik menyita barang bukti, di antaranya 17 pucuk senjata api yang terdiri atas 11 laras pendek dan lima laras panjang. Selain itu, ada beberapa magasin dan amunisinya, komputer meja yang masih didalami, serta beberapa barang bukti lain. "Tersangka diduga memiliki senjata api rakitan, terlibat penggalangan dana," ucapnya. Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Seregar menjelaskan DE, tersangka dugaan tindak pidana terorisme yang ditangkap di Bekasi Utara, pernah bergabung dengan kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Barat (MIB) pimpinan WM sejak 2010. Dari data yang beredar, DE merupakan seorang pegawai BUMN di bidang transportasi perkeretaapian yang bekerja di PT Kereta Api Indoneia (KAI) yang lahir pada 1995. Sehingga, saat bergabung menjadi anggota MIB di tahun 2010, usianya masih 19 tahun. "Tadi seperti saya bilang, terpapar atau keterlibatan dia itu dimulai dari 2010 ketika dia menjadi jamaah di MIB," kata Aswin dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/8). Aswin menjelaskan kelompok MIB telah bubar setelah pimpinannya WM ditangkap Densus 88 Antiteror Polri. Kemudian, jamaah kelompok tersebut bubar dan menyebar, yang salah satunya adalah DE. Setelah MIB bubar, DE lalu berselancar memanfaatkan ruang media sosial untuk aktif melakukan propaganda serta menyebarkan konten-konten jihad dan baiat. Pada 2014, DE pertama kali menyatakan baiat kepada Amir Islamic State Abu Al Husain. DE bergabung sebagai pegawai BUMN pada 2016. "Mulai dari situ, melakukan aktivitas-aktivitas, persiapan-persiapan. Jadi, yang bersangkutan melakukan pelatihan, kemudian melakukan pengumpulan peralatan yang dibutuhkan," jelasnya. PT KAI mendukung proses hukum dan siap bekerja sama dengan kepolisian mengenai dugaan keterlibatan oknum pegawai KAI dalam jaringan terorisme global ISIS. Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menanggapi dengan positif apa yang dilakukan Densus 88 Antiteror yang menangkap oknum pegawainya inisial DE yang merupakan juru lansir, terkait keterlibatan terorisme. Menurut Didiek, oknum pegawai KAI yang diduga terlibat jaringan terorisme dan ditangkap Densus 88 Antiteror itu merupakan juru lansir di Stasiun Jakarta Kota. "Kami juga sudah tegaskan dan menginstruksikan kepada masing-masing pimpinan unit harus mengetahui bawahannya langsung," ucap dia. Didiek menambahkan, di internal PT KAI sejak 2018 juga sudah bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan memperpanjang perjanjian kerja sama pada September 2021 tentang sinergitas pencegahan paham radikal terorisme. "Kerja sama dengan BNPT itu dalam rangka pencegahan terkait dengan terorisme di seluruh daerah operasi (Daop) kereta api. Ini untuk mencegah faham-faham radikalisme," tutur Didiek. (Wan) #Anggota Polisi Diduga Terlibat Teroris