PLN Tampung 4,5 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Kabupaten Gayo Lues

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 19 Februari 2022 10:26 WIB
Aceh, Monitorindonesia.com - PLN siap menyerap produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) Pantan Cuaca berkapasitas 4,5 megawatt (MW) yang akan dibangun di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam. PLTMH adalah teknologi yang memanfaatkan debit air untuk diubah menjadi energi listrik. Caranya dengan memanfaatkan debit air untuk menggerakkan turbin yang akan menghasilkan energi mekanik. Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) antara PLN dengan PT Hidro Jaya Konstruksi selaku produsen listrik swasta (independent power producer /IPP). Perusahaan tersebut merupakan special purpose company konsorsium antara PT Hidro Jaya Perkasa bersama perusahaan asal Korea Selatan, Dohwa Engineering Co. Ltd. PLTM ini terletak di Kabupaten Gayo Lues yang secara kelistrikan merupakan wilayah isolated yang selama ini pasokan listriknya ditopang dari genset. Daerah ini memiliki potensi sumber daya alam dan pariwisata serta dikenal sebagai penghasil kopi Gayo Aceh. Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan, proyek dengan investasi Rp 160 miliar ini rencananya beroperasi 2024. "Produksi PLTM Pantan Cuaca menjadi pendukung tercapainya target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025," ujar Wiluyo. Dia mengatakan, PLN membeli listrik PLTM ini Rp 940 per kilowatthour (kWh) atau sebesar 6,57 sen USD/kWh. Ia juga menambahkan dengan operasional PLTM ini maka PLN berpotensi menekan BPP Aceh. Saat ini BPP subsistem isolated setempat dibanderol Rp 1.800 per kWh, sehingga pembelian tenaga listrik dari PLTM ini memberikan potensi penghematan sebesar Rp 22 miliar per tahun. "Nantinya PLTM ini akan terhubung jaringan 20 kV penyulang Rikit Gaib di sistem isolated Blangkejeren," ujar Wiluyo. GM PLN UIW Aceh, Abdul Mukhlis mengungkapkan, PLTM ini menggantikan ketergantungan PLN terhadap diesel. Selama ini PLN harus mengoperasikan dan menyewa genset. "Oleh karena itu, dengan operasional PLTM ini mampu mengurangi pemakaian genset sehingga bisa menghemat," ujar Abdul. Direktur Utama PT Hidro Jaya Konstruksi, Baek Seunghwan, berkomitmen untuk menyelesaikan pembangkit ini dengan tepat waktu. PLTM ini juga sebagai wujud dukungan Korea agar Indonesia bisa mencapai energi bersih. "Ini merupakan kerja sama yang baik antara Indonesia dan Korea. Harapannya, dengan PLTM ini maka bisa menurunkan emisi karbon dan menjaga lingkungan di Indonesia," ujar Seunghwan. [tar]

Topik:

PLN pltm