Ekspor CPO Kembali Dibuka, Potensi IPO Perusahaan Sawit Semakin Besar

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 17 Juni 2022 16:30 WIB
Jakarta, MI - Kebijakan pemerintah membuka kembali ekspor CPO atau minyak sawit mentah, saat ini memberikan potensi besar bagi perusahaan sawit untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna mendapatkan tambahan modal baru melalui penawaran saham umum perdana (initial public offering/IPO). Head Of Equity Research PT Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengungkapkan, selain dukungan dari kenaikan harga crude palm oil (CPO), kinerja produsen minyak sawit akan meningkat karena pemerintah telah membuka kembali kebijakan ekspor CPO. “Kebijakan pembukaan ekspor CPO menjadi potensi besar bagi perusahaan yang mau IPO, emiten sawit saat ini sedang booming, pasti ada saja yang mau beli,” ungkapnya, Jumat (17/6). Sebelumnya, di awal tahun pemerintah menaikkan batas maksimal ekspor (domestic market obligation/DMO) dari 20 persen menjadi 30 persen dari total produksi. Saat ini, kebijakan kembali ke DMO 20 persen sejak 23 Mei 2022. David mengatakan untuk saham emiten sawit yang sudah tercatat di BEI hampir semua mencatatkan kenaikan harga. Ia mencontohkan, sejak awal tahun 2022 hingga kini, harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik dari Rp 9.000 menjadi 12.000 per saham. Meski demikian, ia mengemukakan kenaikan harga saham emiten sawit tidak sebesar kenaikan harga CPO. Kondisi ini karena pasar masih mencermati konsistensi kebijakan pemerintah. Sejumlah perusahaan sawit juga masih perlu waktu menegosiasikan kontrak baru yang sempat terputus akibat kebijakan menambah kuota larangan ekspor di awal tahun. “Potensi kenaikan harga saham emiten sawit besar. Tetapi belum melonjak karena adanya kebijakan tadi. Nanti ada ngga boleh ekspor, ada DMO (domestic market obligation) dan sebagainya. Ini yang membuat harganya melonjak tidak terlalu signfikan,” ujar David yang juga Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI). David Sutyanto meyakini dengan diterapkannya mekanisme pasar terbatas atau menambah kuota ekspor CPO menjadi 80 persen kembali, kinerja perusahaan sawit akan meningkat tahun ini. Hal ini cepat atau lambat akan diikuti oleh kenaikan harga saham emiten CPO. “Pasti akan meningkatkan kinerja perusahaan sawit. Bayangkan saja, harga CPO di dunia meningkat signifikan. Otomatis di dalam negeri juga harganya ikut naik,” tambahnya. Data Chicago Mercantile Exchange Group menunjukkan harga CPO naik signifikan sejak akhir 2020. Pada Desember 2020, harga CPO naik ke atas USD1.000 per Metrik Ton (MT) untuk pertama kali sejak Oktober 2012, yaitu ke posisi US$ 1.016,37 per MT. Kenaikan harga terus berlanjut dan untuk kontrak perdagangan tanggal 13 Juni 2022, harga CPO telah mencapai US$ 1.339,25 per MT. Di sisi lain, David juga mengatakan selain meningkatkan pendapatan produsen sawit, kebijakan pemerintah menerapkan mekanisme pasar juga akan mendapatkan harga efisien di dalam negeri. Namun perlu pengawasan DMO 20 persen agar kemampuan industri di dalam negeri terlindungi. Keuntungan lain, jelas David, mekanisme pasar akan mengurangi bahkan menghilangkan praktik mafia atau suap menyuap kebijakan ekspor karena tidak terjadi disparitas harga di dalam dan di luar negeri. Kondisi ini akan membantu masyarakat mendapatkan harga efisien. Sebelumnya diketahui, Komisaris PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) Robiyanto mengatakan, NSS akan menjadikan momentum kenaikan harga CPO untuk melepas saham ke publik di tahun ini. “Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas bisnis dan memastikan tata kelola perusahaan menjadi lebih akuntabel dan transparan karena menjadi milik publik,” ujarnya. Manajemen menargetkan perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp 900 miliar. Dana hasil IPO akan digunakan untuk membiayai kegiatan penanaman baru, baik di lahan inti, maupun meningkatkan kualitas tanaman plasma petani, serta pembangunan pabrik baru. Dalam 5 tahun ke depan atau tahun 2027, NSS menargetkan sudah memiliki lahan plasma seluas 9.500 ha, sebanyak tiga pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas masing-masing 60 ton per jam.

Topik:

Perusahaan Sawit ekspor cpo ipo minyak sawit mentah