Pulau Messah si Pemanen Terik Surya Memukau Delegasi G20

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 12 Juli 2022 13:11 WIB
Labuan Bajo, MI - PLN mengajak delegasi pertemuan Sherpa Meeting G20 ke-2 mengunjungi Pulau Messah, Nusa Tenggara Timur (NTT), lokasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebagai sumber listrik pulau tersebut. Kehadiran PLTS Mesah berbasis energi baru terbarukan (EBT) di pulau terpencil adalah wujud komitmen Indonesia mengurangi emisi karbon. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan pembangkit berkapasitas 530 kWp ini melistriki 2.000 warga Pulau Messah sejak 2019. Dedikasi tersebut menjadi bukti kehadiran negara dan PLN dalam memberikan akses energi yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. "Ini listrik pertama bagi masyarakat Messah merasakan listrik yang andal dan bersih," ujar Darmawan. Ia menjelaskan, sebelumnya masyarakat bertahan hidup hanya dengan penerangan lampu teplok. Memang sempat sebagian warga membeli genset dan digunakan secara komunal. "Namun pelanggan harus membayar Rp14.000 hanya untuk pemakaian semalam," ujar Darmawan. Dengan PLTS Messah masyarakat bisa menikmati listrik 24 jam dan hanya membayar Rp20-50.000 per bulan. Dengan hadirnya listrik, warga bisa meningkatkan aktivitas. Mayoritas penduduk mata pencahariannya adalah nelayan. Setelah ada listrik, perekonomian Pulau Messah tumbuh dengan diversifikasi usaha lain seperti UMKM rumahan, toko klontong, atau toko pulsa. Anak anak sekolah juga mampu menikmati terang lampu dan bisa belajar dengan baik. Darmawan menambahkan, dalam proses pembangunan PLTS Messah, PLN tetap mengapresiasi kearifan lokal. Di tengah hamparan PLTS hingga kini, terdapat sebuah pohon yang dipercaya oleh masyarakat setempat menjaga warga sejak nenek moyang terdahulu sehingga tidak boleh dipotong. Hal ini merupakan bentuk upaya PLN dalam menjaga adat dan budaya yang berlaku di pulau tersebut. Basgun (51), salah satu warga Pulau Messah mengaku bahagia dengan hadirnya listrik yang mampu meningkatkan aktivitas ekonominya. "Kami juga sudah membeli beberapa peralatan listrik untuk rumah tangga. Para nelayan bisa membeli freezer untuk mengawetkan hasil laut dan lainnya juga memproduksi minuman dingin sehingga kehidupan warga juga lebih baik," ujar Basgun. Showcase ke Pulau Messah ini turut memeriahkan penyelenggaraan rangkaian acara pertemuan G20 sebagai wujud transisi energi di mana listrik ramah lingkungan telah hadir di daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) dalam menopang kehidupan masyarakat terpencil. [iwah]

Topik:

PLN g20 PLTS pulau messah