Bank Indonesia Proyeksi Inflasi Domestik Tahun Ini Capai 4,6 Persen

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 21 Juli 2022 16:45 WIB
Jakarta, MI - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) domestik pada 2022 bisa mencapai 4,6 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Inflasi meningkat karena tingginya tekanan sisi penawaran seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia dan gangguan pasokan. "Ini karena kenaikan harga kelompok komoditas pangan dan energi yang tidak disubsidi oleh pemerintah," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG Juli 2022, di Jakarta, Kamis (21/7). Bank Indonesia mencatat inflasi kelompok harga bergejolak atau volatile food turut meningkat. Ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan akibat cuaca. "Inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah atau administered prices juga masih tercatat tinggi dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara dan energi," ucap dia. Meski inflasi IHK pada 2022 diperkirakan lebih tinggi dari batas atas sasaran, namun ia berpendapat inflasi IHK kemungkinan akan kembali ke dalam sasaran dua persen sampai empat persen pada tahun 2023. Perry menyampaikan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID). Diuraikan bahwa IHK pada Juni 2022 mencatat inflasi sebesar 0,61 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Secara tahunan, inflasi IHK Juni 2022 tercatat 4,35 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,55 persen (yoy). Kendati begitu, inflasi inti tetap terjaga sebesar 2,63 persen (yoy) yang didukung oleh konsistensi kebijakan BI dalam menjaga ekspektasi inflasi.

Topik:

Bank Indonesia inflasi