Apa Langkah PLN di Tengah Krisis Energi Global

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 3 Agustus 2022 15:16 WIB
Jakarta, MI - PLN (Persero) terus bertransformasi menjadi perusahaan energi masa depan yang berbasis energi bersih. Dirut PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, perseroan memegang peran penting dalam mengadaptasi agenda global transisi energi guna menjadikan PLN sebagai perusahaan kelas dunia. Krisis energi dan perubahan iklim beberapa tahun belakang membutuhkan respons cepat. Saat ini produksi minyak nasional hanya 630 ribu barel per hari, padahal kebutuhan harian mencapai 1,5 juta barel. Karena itu transisi energi yang berbasis impor ke domestik mesti segera dilakukan. "PLN adalah ujung tombak transisi energi dan jantung perekonomian nasional. Transisi energi tidak boleh membebani keuangan perusahaan dan APBN,” ujar Darmawan lewat keterangan tertulisnya, Rabu (3/8). Ia menjelaskan, saat oleh PLN kelebihan daya dan hingga 2030 akan ada tambahan daya sebesar 40,6 gw. Kelebihan daya ini menjadi tantangan sekaligus peluang menyukseskan proses transisi energi bersih berbasis sumber daya domestik. Untuk menjawab krisis multidimensional tersebut, Darmawan memaparkan, ada 3 strategi: meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, memassalkan kompor induksi, dan jasa layanan internet. Untuk kendaraan listrik, perseroan menambah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU). Saat ini ada 139 unit SPKLU. Lalu program konversi LPG ke kompor induksi guna menyerap listrik sekaligus mengurangi beban APBN. Dengan harga gas dunia yang sedang tinggi, harga keekonomian LPG mencapai Rp19.609 per kg. Sementara harga jual eceran dipatok pemerintah hanya Rp4.250 per kg sehingga ada beban subsidi APBN sebesar Rp15.359 per kg. Kendaraan listrik dan kompor induksi tersebut diprediksi bisa menyerap listrik sebanyak 16,4 gwh pada 2024. Dengan pertumbuhan konsumsi listrik tersebut, PLN akan mengantongi tambahan pendapatan. "Dari ceruk tersebut jika ditotal mencapai Rp22 triliun. Kemarin kita menorehkan laba Rp13 triliun dan tercatat terbesar sepanjang sejarah," ujar Darmawan. Ia menilai, untuk menjadi perusahaan energi masa depan perlu keuangan perusahaan yang sehat. “The Future of energy is electricity. Dengan kerja keras seluruh insan PLN, saya yakin tantangan ini bisa dilewati,” pungkas Darmawan.

Topik:

PLN resesi global krisis energi