Indef: Banyak Ngutang, tapi Belanja Pemerintah Turun Triwulan I dan II 2022

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 Agustus 2022 18:01 WIB
Jakarta, MI - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyoroti kinerja konsumsi pemerintah yang berada di zona merah pada triwulan I dan II tahun 2022. Ini menjadi rapor merah kinerja pemerintah. Eko menyatakan, konsumsinya pemerintah tumbuh negatif selama triwulan I dan II tahun ini. “Sekalian tidak perlu utang terlalu banyak. Rancangan APBN defisitnya diperbesar, tapi kemudian dari sisi belanja kapasitasnya tak bisa lebih cepat. Akibanya dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi tak begitu kuat dari sisi konsumsi pemerintah,” ungkap dia saat konferensi pers yang diikuti secara virtual, di Jakarta, Minggu (7/8). Menurut Eko, di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, kalau kita mau memulihkan perekonomian sebenarnya yang bisa dijadikan sebagai akselerator adalah dari sisi konsumsi pemerintah. “Cuma ternyata harapan kita tak tercapai,” katanya. Berdasarkan catatan Indef, pada triwulan I/2022 pengeluaran konsumsi pemerintah bertumbuh negatif di angka -7,59 persen dan -5,24 persen di triwulan II/2022. Dia menyebut faktor yang menyebabkan kinerja konsumsi pemerintah di zona merah secara dua triwulan berturut-turut adalah masalah kapasitas birokrasi dalam merancang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Akibatnya hingga akhir Juni 2022 belanja negara hanya mencapai Rp1.156,88 triliun atau 37,24 persen terhadap pagu APBN 2022. Angka ini turun 1,13 persen year on year dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. #Indef

Topik:

Indef utang luar negeri apbn 2022