PSI Ingatkan Agar Eksploitasi Tambang Nikel Dilakukan Secara Terencana

Albani Wijaya

Diperbarui 8 Maret 2023 03:40 WIB

PSI Ingatkan Agar Eksploitasi Tambang Nikel Dilakukan Secara Terencana

Jakarta, MI - Permintaan nikel dunia terus tumbuh seperti disebutkan dalam laporan Wood Mackenzie bahwa permintaan nikel setengah jadi (refined nickel) akan tumbuh dari sekitar 3 juta metrik ton pada tahun 2022 menjadi sekitar 5,8 juta metrik pada tahun 2040, itu gegara didorong oleh permintaan baterai kendaraan listrik. Sementara Indonesia yang mempunyai 23,7% dari keseluruhan cadangan nikel dunia, berdasarkan perhitungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat peningkatan kapasitas peningkatan produksi nikel sebanyak rata-rata 2% dari tahun 2018 hingga 2021. Artinya, setiap tahun ada peningkatan 2 juta ton produksi nikel. “Ini gejala baik, komitmen Indonesia membangun ekosistem kendaraan listrik sebagai bentuk kebijakan transisi energi dunia. Presiden Jokowi sudah bergerak dengan secara terbuka minta agar Tesla membangun produksinya di Indonesia,” kata Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andre Vincent Wenas kepada Monitor Indonesia, Rabu (8/3). Isu lingkungan perlu diperhatikan, diawal tahun 2023 ini ada perdebatan tentang memperpanjang umur tambang nikel. Ini lantaran agresivitas para penambang nikel yang bisa mempercepat habisnya cadangan nikel dan juga merusak lingkungan. Saat ini diperkirakan sudah ada 45 smelter nikel di Indonesia. Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mencatat hingga tahun 2025, Indonesia akan memiliki 136 smelter nikel. “Kita mencatat apa yang dikemukakan oleh APNI bahwa pengerukan nikel yang terlalu agresif dan tanpa memperhitungkan keberlanjutan sumber daya tidak terbarukan ini tidak hanya akan merusak lingkungan," katanya. "Namun juga dapat berarti bahwa sumber daya nikel ini akan habis terlalu cepat, dan tidak akan lagi tersedia untuk generasi-generasi berikutnya,” kata Andre menambahkan. Perlu diwaspadai bahwa umur cadangan bijih nikel di Indonesia hanya bisa mencapai 13 tahun dengan mengambil asumsi bahwa cadangan setiap tahun kapasitas smelter yang berteknologi pirometalurgi yang mengolah bijih nikel kadar tinggi (saprolite) hingga 100 juta ton per tahun. Menurut APNI, dengan teknologi hidrometalurgi umur cadangan bijih nikel diperkirakan sekitar 60 tahun dengan asumsi jumlah cadangan 3,6 miliar ton dan tingkat produksi bijih nikel kadar rendah sebanyak 60 juta ton per tahun. Berdasarkan kajian ilmiah telah diprediksi bahwa dampak yang lebih parah, seperti permasalahan sanitasi, banjir, dan polusi laut, bisa saja terjadi jika aktivitas proses produksi nikel tidak dilakukan dengan amat berhati-hati dan mengedepankan keberlanjutan. “Ekspolitasi tambang nikel, walau terdeteksi cadangannya besar di Indonesia, hendaknya tetap dilakukan secara terencana baik. Dan sebesar-besarnya demi kemakmuran bangsa Indonesia,” tutup juru bicara bidang ekonomi ini. (Nuramin) #PSI#Tambang Nikel

Topik:

PSI Tambang Nikel

PSI Ingatkan Agar Eksploitasi Tambang Nikel Dilakukan Secara Terencana

Berita Sebelumnya

Sri Mulyani Sukses Jadikan Anak Buahnya Hidup Mewah, 26 Juta Rakyat Berkutat Dijurang Kemiskinan

Berita Selanjutnya

Pertumbuhan Ekonomi Tanah Air Tidak Berdampak Terhadap Kondisi Global

Berita Terkait

Bahlil: Baru 4 dari 190 Perusahaan Tambang Bayar Jaminan Reklamasi

Said Didu Tuding Jokowi hingga Bahlil Penyebab Kerugian Negara Ribuan Triliun di Sektor Tambang

Kata Jokowi soal Sosok "Mr J" Jadi Ketua Dewan Pembina PSI: Tanyakan ke Ketum

Rosan Sebut Proses Divestasi 12 Persen Saham Freeport Masuki Tahap Final

Tangkap Mafia Tambang di WIUP PT Bososi Pratama Konut!

Anak Kapolri Bekingi Tambang Ilegal di Malut?

ekonomi

politik

hukum

pendidikan

olahraga

nasional

global

hiburan

tech

kesehatan

cuaca

opini

lifestyle

investigasi

metropolitan

ragam

anti-hoaks

Redaksi

Tentang Kami

Kode Etik

SOP

Penafian

Dewan Pers

Pedoman

Kontak Kami

Pertanyaan

Kebijakan

S&K