Pengamat Pasar Uang Prediksi Rupiah Kembali Melemah Hari Ini

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 20 Oktober 2023 10:50 WIB
Jakarta, MI - Sejak kemarin rupiah melemah hampir menembus diangka Rp16.000 per dolar AS. Sehingga Bank Indonesia (BI) harus menaikan suku bunga mencapai 6%. Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan hari ini memprediksi rupiah berpotensi kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini dikarenakan indikasi adanya kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral AS. “Semalam, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell memberikan sinyal bahwa kebijakan suku bunga tinggi masih diperlukan untuk menurunkan inflasi AS ke level 2 persen. Tapi, Powell juga memberikan indikasi bahwa The Fed tidak terburu-buru menaikkan suku bunga acuan lagi karena tingkat imbal hasil obligasi yang tinggi di AS sudah membantu meredam inflasi,” ucapnya kepada wartawan Jum'at (20/10). Selain itu, pelemahan rupiah juga dipicu ketegangan di Timur Tengah yang masih berlangsung. Sehingga hal. Ini menjadi kekhawatiran pasar yang mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman, yaitu emas dan dolar AS. Sebelumnya, Bank Indonesia telah melakukan upaya untuk mengatasi melemahnya rupiah, dengan menaikan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate menjadi 6 persen atau sebesar 0,25 basis poin (bps) dari 5,75 persen. Hal tersebut diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG BI) pada 18-19 Oktober 2023. Pelemahan rupiah langsung berkurang pasca diumumkan kenaikan suku bunga acuan tersebut. Menurut dia, kebijakan itu mungkin bisa meredam penguatan dolar AS terhadap rupiah hari ini. “Potensi pelemahan hari ini mungkin tertahan di bawah Rp15.850 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp15.780 per dolar AS,” ucap Ariston. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah sebesar 0,19 persen atau 30 poin menjadi Rp15.845 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.815 per dolar AS. (Han)