Ekonom Beberkan Dampak Demografi Perpindahan Ibu Kota Negara

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 24 Oktober 2023 00:39 WIB
Pakar demografi dan ekonom Universitas Indonesia (UI) Sonny Budiutomo Harmadi
Pakar demografi dan ekonom Universitas Indonesia (UI) Sonny Budiutomo Harmadi

Jakarta, MI - Pakar demografi dan ekonom Universitas Indonesia (UI), Sonny Budiutomo Harmadi, memberi warning kepada pemerintah terkait perpindahan ibu kota Jakarta ke ibu kota Nusantara (IKN) Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Sonny menyebut jika perpindahan itu akan berdampak pada perubahan demografi, dan mampu menarik kegiatan perekonomian yang lebih besar. Serta dampak perpindahan ibu kota negara sangat ditentukan oleh mampu atau tidaknya ibu kota negara tersebut menarik kegiatan perekonomian. 

"Belajar dari negara-negara lain yang sudah memindahkan ibu kota, Brasil, Kazakhstan dan Myanmar. Dapat disimpulkan bahwa jika perpindahan ibu kota dengan pergeseran kegiatan ekonomi, maka ibu kota baru akan menarik migrasi dalam jumlah besar," kata Sonny dalam acara seminar Hari Kekayaan Negara, Senin (23/10).

Sonny pun menyarankan agar pemerintah melakukan sebaliknya, yaitu memindahkan ibu kota negara tidak diikuti dengan kegiatan perekonomian, sehingga perpindahan ibu kota negara tersebut tidak memberikan dampak yang besar terhadap perubahan demografi. 

Menurut Sonny, sebagai dampak perpindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, dalam proyeksi piramida penduduk bahwa median penduduk Jakarta akan berusia 40 tahun pada 2050 mendatang. Dengan struktur populasi tersebut, pola konsumsi masyarakat juga akan berubah. 

"Jakarta diperkirakan akan kehilangan lebih dari 400.000 orang pada 2050 sebagai imbas dari perpindahan ibu kota negara," ungkapnya. 

Sementara Kalimantan Timur akan menerima lebih dari dua juta penduduk, akibat pemindahan ibu kota negara. Walaupun ibu kota negara baru, Nusantara, akan menjadi daerah istimewa, namun data saat ini terbatas.

Sonny juga memprediksi, dalam kurun waktu 30 tahun ke depan mulai 2020 hingga 2050 jumlah penduduk Kalimantan Utara akan bertambah hampir dua kali lipat. Dengan asumsi aparatur sipil negara (ASN), prajurit TNI dan Polri tetap tinggal di Nusantara setelah pensiun, sehingga penduduk lanjut usia di Kalimantan Timur meningkat drastis.

"Namun, saya tidak tahu pola migrasi di Kalimantan Timur ke depannya. Tidak menutup kemungkinan para pegawai atau tentara atau polisi yang sudah pensiun memilih kembali ke daerah  asalnya sebagai migrasi kembali," tukasnya. 

Lebih lanjut, Sonny mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan rasio ketergantungan lansia menyebabkan penurunan harga rumah. Dengan menurunnya jumlah penduduk di Jakarta ditambah dengan banyaknya jumlah lansia, maka diperkirakan nilai properti di Jakarta akan terus menurun, apalagi dengan adanya perubahan iklim.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan, bahwa perpindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur akan memberikan tantangan dalam peluang untuk melakukan revitalisasi dan pengembangan kota lebih baik.

"Jakarta akan bertransformasi dengan kekhususan menjadi kota global yang berfungsi sebagai simpul. Utama jaringan ekonomi dunia, yang memiliki hubungan mengikat dengan kota-kota lain, serta berdampak langsung pada urusan sosial ekonomi global," kata Heru belum lama ini. (Han)