Luhut Berterimakasih pada AS Soal Pembebasan Uang Pertamina Rp4,7 Triliun di Venezuela

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 12 November 2023 19:46 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Kemenko Marves)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Kemenko Marves)

Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan rasa terima kasih kepada AS. Ucapan tersebut diberikan  atas bantuan pembebasan dana Pertamina sebesar USD300 juta atau setara Rp4,7 triliun (asumsi kurs Rp15.680 per dolar AS) yang sempat mengendap di Venezuela.

Hal itu disampaikan Luhut ketika bertemu dengan Special US Presidential Envoy for Climate, John Kerry yang menjenguknya di Singapura pada Sabtu (11/11) kemarin.

“Kita sebelumnya mengalami kendala karena permasalahan antara Amerika dan Venezuela, yang menyebabkan dana Pertamina tertahan selama hampir 3-4 tahun, dan Amerika telah membantu menyelesaikan hal tersebut,” ungkap Menko Luhut dalam keterangan resminya, Minggu (12/11).

Menko Luhut menyatakan bahwa bantuan ini menunjukkan hubungan baik dan kepercayaan yang kuat antara Indonesia dan Amerika, dan membuka jalan untuk kerja sama lebih lanjut di masa depan.

Dalam pertemuan itu, Menko Luhut juga membahas potensi besar Indonesia dalam pemanfaatan Carbon Capture Storage di depleted reservoir dan saline aquifer, yang memiliki potensi hingga 400 giga ton dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi di sektor migas dan sektor lainnya.

Luhut juga menyatakan keinginan untuk diskusi lebih lanjut dan meminta John Kerry untuk berbicara dengan Amos Hochstein, Konsultan Senior Presiden untuk Energi dan Investasi di Gedung Putih, untuk membahas kerja sama di bidang mineral.

“Inisiatif ini dapat menghasilkan dana miliaran dolar yang akan sangat bermanfaat bagi rakyat Indonesia, serta membantu memacu perkembangan teknologi negara kita, sejalan dengan komitmen kita terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” terangnya.(Ran)