Ditutup Melemah, IHSG Sempat Pecah Rekor ke 7.070
![Rendy Bimantara](https://monitorindonesia.com/images/avatar-placeholder.jpg )
![Ditutup Melemah, IHSG Sempat Pecah Rekor ke 7.070 Ilustrasi Grafik Saham Naik (Foto: Shutterstock)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/41153698-c052-4720-aa73-f9edb71ee8e1.jpg)
Jakarta, MI - Pada hari Rabu (29/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai titik tertingginya di 7.070. Saat ini, saham ANTM, MDKA, dan INTP menarik perhatian investor.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup melemah seiring pelaku pasar masih mencermati kebijakan ekonomi dan moneter di tingkat global.
IHSG ditutup melemah 4,98 poin atau 0,07 persen ke posisi 7.036,09. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,05 poin atau 0,11 persen ke posisi 924,33.
“Bursa Asia bergerak bervariasi reli, sementara investor terus menilai prospek kebijakan ekonomi dan moneter secara global,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu (29/11).
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve baru-baru ini memberikan sinyal akan menahan suku bunga tetap tinggi untuk jangka waktu lebih panjang.
Dengan demikian, diperkirakan kawasan Asia Timur yang sedang berkembang akan melemah pada kuartal III-2023 di tengah ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu lebih panjang di AS .
Hal ini terjadi seiring melemahnya permintaan eksternal dan turunnya proyeksi pertumbuhan di China, bersamaan dengan postur The Fed yang masih dalam pengetatan moneter, menyebabkan penurunan pasar saham regional dan mendorong kenaikan premium risiko.
Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor meningkat yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 1,59 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor kesehatan yang masing-masing naik sebesar 1,06 persen dan 0,59 persen.
Sedangkan, empat sektor turun yaitu sektor infrastruktur turun paling dalam minus 0,93 persen, diikuti sektor barang konsumen primer dan sektor barang konsumen non primer yang masing- masing turun sebesar 0,86 persen dan 0,10 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu PYFA, IRSX, HOKI, FWCT dan CUAN. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni PURI, STRK, GPSO, SEMA dan AHAP.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.154.827 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,58 miliar lembar saham senilai Rp10,13 triliun. Sebanyak 235 saham naik, 300 saham menurun, dan 226 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 107,59 poin atau 0,32 persen ke 33.300,80, indeks Hang Seng melemah 360,70 poin atau 2,08 persen ke 16.993,43, indeks Shanghai menguat 16,86 poin atau 0,55 persen ke 3.021,69 indeks Strait Times menguat 18,76 poin atau 0,61 persen ke 3.084,70. (Ran)
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
![OJK Catat Nilai Transaksi Saham di Papua Capai Rp167,73 M hingga Februari 2024 Ilustrasi Logo OJK (Foto: Ist)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/ilustrasi-logo-ojk-foto-ist.webp)
OJK Catat Nilai Transaksi Saham di Papua Capai Rp167,73 M hingga Februari 2024
12 Mei 2024 19:58 WIB
![Penyalahgunaan Wewenang IUP Tambang Menteri Bahlil, Mirip Kasus "Papa Minta Saham" Setya Novanto Direktur CBA Uchock Skydafi. [Foto: Dok MI]](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/32b120a4-5a17-456f-980d-8538c297708d.jpg)
Penyalahgunaan Wewenang IUP Tambang Menteri Bahlil, Mirip Kasus "Papa Minta Saham" Setya Novanto
6 Maret 2024 13:14 WIB
![Saham Emiten PMMP Milik Kaesang Melonjak Pesat Jelang Pemungutan Suara 2024 Ilustrasi - Kaesang Pangarep anak Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Foto: Instagram @kaesangp)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/ef5845da-0cc0-4af6-87d2-ea8db1c7412c.jpg)
Saham Emiten PMMP Milik Kaesang Melonjak Pesat Jelang Pemungutan Suara 2024
12 Februari 2024 18:29 WIB