Indonesia Batal Impor Beras Satu Juta Ton dari China

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 30 November 2023 10:33 WIB
Distribusi Beras (Foto: Shutterstock).jpeg
Distribusi Beras (Foto: Shutterstock).jpeg

Jakarta, MI – Indonesia batal mengimpor beras sebanyak satu juta ton dari China. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi sebelumnya menyatakan bahwa rencana impor beras dibatalkan karena masalah harga.

"Nggak ada, nggak masuk harganya," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi kepada awak media usai Acara Penyerahan DIPA di Istana Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (29/11).

Impor beras dari China disebut telah diusahakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun karena masalah harga, maka rencana itu batal. "Kan sudah buka (kesempatan) terus. Pak Presiden juga sudah ke sana," lanjutnya.

Arief mengatakan, Indonesia malah mendapatkan impor beras dari Myanmar. Adapun jumlah beras yang diimpor dari negara itu diperkirakan 100 ribu ton. "Nggak (tidak jadi impor dari China). Dari Myanmar malahan," lanjutnya.

Saat ini Indonesia, paling banyak mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand. Meski ada beberapa negara lain yang jumlahnya memang kecil, seperti Myanmar dan Pakistan. "Sekitar 40:40 sisanya 20 dari negara lain. Jadi 80% dari Vietnam dan Thailand," terangnya.

Pemerintah menetapkan impor beras sebanyak 3,5 juta ton tahun ini. Importasi pertama direncanakan sebanyak 2 juta ton pada awal tahun 2022, kemudian meningkat menjadi 1,5 juta ton pada akhir tahun.

Untuk yang impor 2 juta ton telah selesai terealisasikan. Sementara yang 1,5 juta ton, hanya dapat berkontrak sebanyak 1 juta ton. Impor beras yang dilakukan pemerintah ini bukan serta merta langsung disebar ke masyarakat. Utamanya impor beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP).

CBP sendiri juga berfungsi untuk stabilisasi pasokan dan kenaikan harga beras. Contohnya seperti saat ini, saat harga beras naik, pemerintah menggunakan CBP untuk operasi pasar.(Ran)