Indeks PMI Menguat, Rupiah Ditutup Naik Rp15.485

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 1 Desember 2023 16:13 WIB
Ilustrasi Rupiah Diatas Dolar (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi Rupiah Diatas Dolar (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MI - Indeks PMI Indonesia November naik ke 51,7, membuat rupiah menguat ke level Rp15.485 pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (1/12).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,16% atau 25 poin ke level Rp15.485 di hadapan dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,10% ke level 103,320.

Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi cenderung menguat di hadapan dolar AS. Bath Thailand menguat 0,31%, rupee India menguat 0,06%, peso Filipina naik 0,15%.

Kemudian mata uang yang melemah adalah won Korea turun 1,21%, ringgit Malaysia melemah 0,50%, yuan China tergerus 0,13% dan yen Jepang turun 0,01%.

Ketidakpastian mengenai potensi perubahan kebijakan The Fed membantu dolar pulih secara tajam dari level terendah sejak pertengahan Agustus. Data semalam juga menunjukkan bahwa indeks harga PCE  yaitu alat pengukur inflasi pilihan The Fed  tetap berada di atas target bank sentral sebesar 2% pada bulan Oktober.

Beberapa anggota Fed mencatat minggu ini bahwa inflasi telah turun secara signifikan tahun ini, meskipun masih berada di atas kisaran target bank sentral. Dolar juga mengalami penurunan tajam pada bulan November, di tengah meningkatnya keyakinan bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunga.

Sementara itu, S&P Global mencatat Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menguat ke level 51,7 pada November 2023, atau meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023. Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence Jingyi Pan menyebut, posisi tersebut menunjukkan kenaikan lebih cepat pada kondisi sektor manufaktur, kenaikan PMI ini di respon positif oleh pasar.

Data PMI November menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi, meski data headline terkini 51,7 masih di bawah rata-rata kuartal III/2023, yaitu 53,2. Sedangkan tingkat kepercayaan bisnis naik dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, masih di bawah rata-rata jangka panjang.