Indeks Manufaktur Indonesia Kalahkan China dan AS

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 3 Desember 2023 00:36 WIB
Industri Manufaktur Indonesia (Foto: Setkab RI)
Industri Manufaktur Indonesia (Foto: Setkab RI)

Jakarta, MI - Menurut data yang dirilis oleh S&P Global, Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia pada November 2023 naik 0,2 poin ke level 51,7, meningkat dari posisi Oktober 2023, yang berada di posisi 51,5.

PMI manufaktur Indonesia pada November 2023 mampu melampaui PMI manufaktur ASEAN (50,0), serta negara-negara ASEAN seperti Thailand (47,6), Malaysia (47,9), Vietnam (47,3), dan Myanmar (48,1).

Selain itu, juga lebih tinggi dibanding PMI China (50,7), Zona Eropa (43,8), Jerman (42,3), Jepang (48,3), Belanda (44,9), Korea Selatan (50,0), Taiwan (48,3), Inggris (46,7), dan Amerika Serikat (49,4).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, realisasi angka PMI Manufaktur Indonesia di November 2023 ini menunjukkan bahwa aktivitas industri manufaktur di tanah air semakin bergeliat meskipun di tengah kondisi tekanan ekonomi global yang belum stabil.

Menurut data PMI, ekspansi sektor manufaktur Indonesia bertahan hingga triwulan IV 2023. Kenaikan produksi didukung oleh kenaikan permintaan baru dan kenaikan jumlah tenaga kerja. Pemenuhan permintaan baru meningkatkan aktivitas pembelian oleh perusahaan manufaktur.

Disebutkan pula, perusahaan secara umum optimis bahwa output pada 12 bulan mendatang akan naik, di tengah harapan terhadap kondisi pasar yang menguat dan harga yang lebih stabil.

“Kinerja sektor industri manufaktur nasional menjelang akhir tahun 2023 ini masih berada di fase ekspansi, meski mendapat tekanan dari kondisi ekonomi global. Artinya juga bahwa capaian positif (PMI Manufaktur Indonesia) ini bertahan hingga 27 bulan berturut-turut,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/12).

PMI manufaktur Indonesia mulai membaik pada November 2023 karena adanya peningkatan produksi yang lebih cepat dibanding dua bulan sebelumnya. Kenaikan jumlah produksi juga turut menambah penyerapan tenaga kerja. Terlebih, didukung dengan aktivitas industri untuk persiapan akhir tahun yang meliputi Natal dan Tahun Baru.

“Hal ini juga menandakan bahwa tingkat kepercayaan diri dari para pelaku industri kita masih tinggi,” tutupnya.