"No Thanks", Aplikasi Viral Boikot Israel

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 6 Desember 2023 11:44 WIB
Aplikasi No Thanks. (Foto: MEE)
Aplikasi No Thanks. (Foto: MEE)

Jakarta, MI - Sebuah aplikasi bernama "No Thanks" beredar di internet yang meminta orang untuk boikot produk Israel. Aplikasi ini bermanfaat untuk menemukan produk yang pro-Israel atau berafiliasi dengan Israel sesuai.

Aplikasi ini sangat sederhana. Dalam hitungan detik, pengguna akan diberi tahu sejauh mana produsen mendukung Israel dengan memindai barcode produk atau memasukkan namanya.

Aplikasi ini diluncurkan pada 13 November, dan sejauh ini telah diunduh lebih dari 100.000 kali. Karena popularitasnya itu, aplikasi "No Thanks" turut jadi perbincangan di Indonesia.

"No Thanks" dikembangkan oleh Ahmed Bashbash, yang saat ini tinggal di Hongaria. Kemudian menurut DW, Ahmed Bashbash mengaku merupakan warga Palestina asal Gaza. Bashbash mengatakan dia kehilangan saudara laki-lakinya dan dua saudarinya saat pertempuran Hamas dan Israel memuncak.

Saudara dan saudarinya tersebut meninggal lantaran tidak mendapatkan perawatan medis yang sesuai standar pada tahun 2020 lalu.

“Saya melakukan ini atas nama saudara laki-laki dan perempuan saya yang hilang karena pendudukan brutal ini, dan tujuan saya adalah mencoba mencegah apa yang terjadi pada saya terjadi pada warga Palestina lainnya,” kata Bashbash kepada DW melalui email.

Dengan ambisi tersebut, Ahmed Bashbash kemudian menyusun daftar perusahaan yang diduga mendukung Israel dengan bantuan situs "Boycotzionism" dan "Ulastempat".

Situs Boycotzionism mengiklankan slogan "Dari sungai ke laut, Palestina akan merdeka", yang terkadang diartikan sebagai antisemit. Beberapa orang melihat ungkapan tersebut sebagai slogan yang menyangkal hak keberadaan Israel.

Daftar merek yang harus diboikot, menurut operator situs tersebut, termasuk perusahaan terkenal dunia seperti Adidas, McDonald's, Chanel, Netflix dan Apple, dan juga mewakili semua jenis industri, mulai dari makanan, kosmetik, hingga penyedia streaming.

Beberapa perusahaan masuk dalam daftar karena mereka bersama-sama meluncurkan kampanye setelah tanggal 7 Oktober yang mengutuk serangan Hamas terhadap Israel.

Menurut situs tersebut, perusahaan lain berinvestasi pada perusahaan rintisan Israel, misalnya, atau mendanai "pencurian wilayah Palestina".

Menurut laporan terbaru, Google pernah menghapus aplikasi "No Thanks" dari Play Store.(Ran)