Panas! Luhut Kini Bongkar Kegagalan Tom Lembong

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 28 Januari 2024 10:56 WIB
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: ANTARA)
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: ANTARA)

Jakarta, MI – Thomas Lembong jawab kritikan dari Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia terkait program online single submission (OSS).

Sebagaimana diketahui, Luhut sebelumnya menyampaikan bahwa Tom Lembong tidak berhasil merampungkan program OSS saat dirinya masih menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

“Coba tanya dirimu, waktu Anda di BKPM, apa yang Anda lakukan coba? Anda kan yang ditugaskan untuk OSS? Saya ingat betul itu, bagaimana Anda curhat ke saya. Tapi itu kan sampai Anda meninggalkan kabinet tidak pernah selesai. Sekarang kami yang menyelesaikan itu,” katanya, dikutip Sabtu (27/1).

Di lain kesempatan, Bahlil membenarkan apa yang dikatakan oleh Luhut. Sistem OSS kata Bahlil saat ini berhasil diimplementasikan di bawah kepemimpinannya. OSS saat ini bahkan berhasil mengeluarkan sebanyak 11.096 izin per hari.

Merespons hal ini, Tom Lembong menyampaikan bahwa OSS merupakan program super gimmick dan merupakan ide yang sangat konyol.

Menurutnya, perizinan berusaha seharusnya tidak bisa diterbitkan hanya dalam waktu 5 menit, seperti pada sistem OSS saat ini.

“Itu sebenarnya jilatan yang luar biasa kepada Presiden oleh seorang pejabat senior, yang saking seniornya saya tidak bisa membantah. Jadi janjinya kalau kita bisa menurunkan waktu penerbitan izin dari 7 hari menjadi 4 jam, kenapa mau diturunkan lagi dari 4 jam ke 5 menit? Itu kan sebuah ide yang sangat konyol, terbit izin dalam 5 menit, jadi terlalu ekstrem,” kata Tom dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun TV, Sabtu (27/1).

Tom mengatakan, ide dari program OSS sebenarnya sangat baik, yaitu mendigitalisasi dan mengintegrasikan sistem di kementerian dan lembaga, juga pemerintah daerah. Namun demikian, pekerjaan ini menurutnya tidak bisa selesai dalam waktu cepat.

Dia mengatakan, sistem OSS merupakan pekerjaan puluhan tahun, tidak bisa selesai hanya dalam waktu 1 tahun. Bahkan, dia menilai, sistem OSS saat ini pun masih banyak kekurangan dan belum bisa dikatakan selesai.

Tom juga mendengar dari investor bahwa sistem OSS masih sangat berantakan. “Tapi bagi saya bukan salahnya pak Bahlil juga, saya malah kasihan dengan pak Bahlil. Dengan anggaran tidak sampai Rp1 triliun untuk sistem perizinan se-Indonesia, bahkan pak Bahlil menggunakan kata- kata OSS seperti Avanza second, bukan mercy. Itu beliau betul, saya setuju, memang pemerintah tidak pernah menganggarkan OSS secara serius,” tuturnya.

OSS diluncurkan pada 2018 saat Tom Lembong masih menjabat sebagai BKPM, di mana jabatannya berakhir pada 2019.