Bahlil Sebut Ada Sosok yang Mau Jual Negara, Apakah Sindir Tom Lembong?

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 3 Februari 2024 08:39 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Jakarta, Sabtu (03/1). (Foto: Instagram @bahlillahadalia
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Jakarta, Sabtu (03/1). (Foto: Instagram @bahlillahadalia

Jakarta, MI - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meragukan nasionalisme seseorang yang menolak pemerintah melakukan pelarangan ekspor nikel (hilirisasi). Dia juga menyindir, bahwa saat ini ada seseorang yang sekolahnya sampai luar negeri tapi mau menjual negara ini karena menolak pemerintah melakukan hilirisasi.

"Kalau ada yang berpandangan bahwa proses pemerintah untuk tidak mempertahankan pelarangan ekspor (nikel), saya mau tanya, nasionalisme kepada negara ini dimana? Jangan terlalu pintar sekolahnya ke luar negeri sampai negara kita mau jual. Maka kalau mau dibuka, saya bingung," ungkapnya dalam acara Market Outlook Trimegah, di Jakarta,Sabtu, (3/2).

Bahlil mengatakan, Indonesia memiliki market yang besar dan Sumber Daya yang besar untuk ekosistem baterai Electric Vehicle (EV). Dengan begitu, pemerintah dengan tegas menyetop ekspor bijih nikel untuk meningkatkan nilai tambahnya.

"Pada 2017-2018 nilai ekspor ore nikel kita cuma dihargai US$3,3. Tapi di 2022 naik menjadi US$30,3. Ini hasilnya harganya bisa naik 10 kali lipat berkat ekspor nikel akibat hilirisasi," kata Bahlil.

Sehingga, pemerintah telah mengamankan total investasi baterai kendaraan listrik mencapai US$42 miliar atau setara Rp630 triliun.

Adapun beberapa investasi yang sudah masuk adalah perusahaan Tiongkok CATL sebesar US$5,3 miliar dan LG Energy Solution sebesar US$9,8 miliar.

Kedua perusahaan itu berinvestasi di proyek baterai Nickel Mangan Cobalt (NMC) yang berbahan dasar nikel.

"Kalau mau geser dari bahan baku nikel (NMC) ke LFP itu keliru, karena LFP kualitasnya tidak sebagus nikel," kata Bahlil.

Bahlil pun mengabarkan, sudah ada entitas lain yang akan masuk untuk berinvesatsi di proyek baterai listrik nikel. Yaitu, Foxconn dari taiwan (US$ 8 miliar), VW asal Jerman (US$2-3 miliar), Ford asal Amerika Serikatt (US$4,5 miliar), dan lainnya.

Seperti diketahui, sosok yang berseteru dengan Bahlil beberapa waktu terakhir adalah Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong. Tim dari pasangan calon Anies Baswedan dan Muhaimin iskandar tersebut kerap mengkritik kebijakan nikel pemerintah saat ini.

Tom merupakan lulusan Harvard, sebelumya adalah mantan Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM era Presiden Jokowi.

Nama Tom Lembong pun jadi pembicaraan hangat. Terutama ketika Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyebut berulang kali saat debat bersama Cak Imin.

"Gus Muhaimin, Paslon nomor 1 dan timsesnya sering menggaungkan LFP, LFP, saya gak tau ini pasangan 1 ini anti nikel atau gimana? mohon dijelaskan?" tanya Gibran ke Cak Imin dalam Debat Cawapres di JCC, Jakarta.