APBN 2024 Defisit 2,29%, Negara Tekor Rp507,8 Triliun

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 6 Januari 2025 17:21 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (Foto: Ist)
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mencatatkan defisit sebesar Rp507,8 triliun, atau 2,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Angka tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan defisit tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen terhadap PDB.

Namun, Sri Mulyani menegaskan bahwa meski defisitnya lebih besar, angka tersebut tetap berada dalam batas yang telah direncanakan.

"Defisit akhir 2024 terjaga dari yang kita desain di awal dengan level 2,29 persen. Sempat didesain memburuk ke 2,7 persen, namun kita kembalikan ke kondisi baik," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin (6/1/2025).

Bendahara Negara ini juga menjelaskan bahwa pendapatan negara pada tahun lalu mencapai Rp2.842,5 triliun, yang setara dengan 101,4 persen dari target dan meningkat 2,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year).

Sementara itu, belanja negara mencapai Rp3.350,3 triliun atau 98 persen dari target dan melonjak 7,3 persen secara tahunan.

Penerimaan Pajak Tercatat 97,2% dari Target

Sri Mulyani mengungkapkan bahwa penerimaan pajak pada tahun 2024 hanya tercapai 97,2 persen dari target yang ditetapkan dalam Undang-Undang APBN 2024, yaitu sebesar Rp1.988,9 triliun. 

Selain itu, penerimaan dari sektor bea dan cukai juga tidak memenuhi target yang ditetapkan sebesar Rp321 triliun, dengan realisasi hanya mencapai Rp300,2 triliun.

"Penerimaan pajak mengalami tekanan. Tidak mencapai target awal, tapi lebih baik dari laporan semester kita. Cerita yang sama dengan bea dan cukai. Bea cukai kita tutup dengan penerimaan Rp300,2 triliun," kata dia.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat bahwa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp579,5 triliun, melampaui outlook semesteran yang diperkirakan Rp549,1 triliun, dan juga melampaui target awal APBN sebesar Rp492 triliun.

"Jadi, meski dalam situasi yang begitu rentan, dengan tekanan bertubi-tubi, pendapatan negara masih terjaga dengan Rp2.842,5 triliun. Artinya, kita masih tumbuh dibandingkan tahun 2023 yang Rp2.783,9 triliun," kata Menkeu.

Topik:

apbn menteri-keuangan sri-mulyani produk-domestik-bruto pajak