Tarif Listrik hingga Emas jadi Pemicu Inflasi April 2025

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 2 Mei 2025 15:08 WIB
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini (Foto: Repro)
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia pada April 2025 mencapai 1,17% secara bulanan (month-to-month/mtm), angka ini lebih rendah dibandingkan Maret 2025 yang sebesar 1,65% (mtm), namun lebih tinggi dibandingkan April 2024 yang hanya 0,25% (mtm).

“Inflasi April 2025 lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan April 2024,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Inflasi Indonesia secara tahunan (year-on-year/yoy) tercatat sebesar 1,95%, sedangkan inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) mencapai 1,56%.

Pudji menyampaikan bahwa penyumbang inflasi bulanan terbesar pada April 2025 adalah kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga. Kelompok ini mencatat inflasi sebesar 6,60% (mtm) dan memberikan andil sebesar 0,98% terhadap total inflasi nasional. Tarif listrik menjadi kontributor dominan dengan andil 0,97%.

Selanjutnya, naiknya harga emas perhiasan turut menyumbang inflasi sebesar 0,16%. Sementara komoditas pangan seperti bawang merah, cabai merah, dan tomat masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,06%, 0,04%, dan 0,03%.

Namun, sejumlah komoditas mencatat deflasi dan menekan laju inflasi, di antaranya cabai rawit yang memberikan andil deflasi sebesar 0,08%, disusul daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing 0,06% dan 0,04%.

“Inflasi yang terjadi pada April 2025 sebesar 1,17%, utamanya didorong oleh inflasi komponen harga yang diatur pemerintah,” jelas Pudji.

Menurutnya, komponen harga yang diatur pemerintah mencatat inflasi sebesar 5,21% (mtm) dan menyumbang 0,98% terhadap inflasi keseluruhan. Komoditas utama yang mendorong inflasi dalam kelompok ini adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api.

Inflasi inti bulan ini tercatat sebesar 0,31%, dengan kontribusi sebesar 0,20%. Harga emas perhiasan dan kendaraan roda empat menjadi penyumbang utama inflasi ini. Sementara itu, komponen harga yang bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,04%, yang menyebabkan deflasi sebesar 0,01%.

“Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada komponen harga bergejolak ini adalah cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, wortel, dan jagung manis,” tutupnya.

Topik:

inflasi bps tarif-listrik