Lahan Bekas Tambang akan Disulap jadi Kawasan Ekonomi Baru

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 30 Juni 2025 11:13 WIB
Pemerintah Bakal Bangun Pusat Ekonomi Baru di Lahan Bekas Tambang (Foto: Ist)
Pemerintah Bakal Bangun Pusat Ekonomi Baru di Lahan Bekas Tambang (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan pentingnya membangun pusat-pusat ekonomi baru di kawasan bekas tambang sebagai bagian dari strategi hilirisasi nasional. 

Langkah ini dinilai krusial agar Indonesia tidak terjebak dalam kutukan sumber daya alam, di mana kekayaan tambang justru tidak membawa kesejahteraan jangka panjang.

Pernyataan ini disampaikan Bahlil pada Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium Antam-IBC-CBL, di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025). Proyek berbasis nikel ini disebut sebagai yang pertama di dunia dan terbesar di Asia Tenggara dalam ekosistem baterai terintegrasi.

"Kami laporkan bahwa atas arahan Bapak Presiden, kita jangan sampai menjadi negara kutukan sumber daya alam. Artinya setelah tambang ini selesai harus ada diversifikasi hilirisasi apa yang akan kita bangun. Nah proposal FS-nya (Feasibility Study) sudah disampaikan kepada kami. Bahwa kita memikirkan mulai sekarang pasca tambang investasi apa yang akan dibangun di sana," tutur Bahlil.

Pada proyek ini, telah direncanakan pembangunan pusat ekonomi baru di sektor perikanan dan perkebunan pada tahun ke-8 hingga ke-9 proyek ini berjalan. Pusat ekonomi baru tersebut akan dibangun dengan memanfaatkan lahan bekas tambang. 

"Agar begitu tambang selesai, tetap perputaran ekonomi di daerah terus berjalan," katanya.

Presiden Prabowo Subianto turut menyampaikan pandangan senada, bahwa proyek ini merupakan langkah besar yang akan mendorong tercapainya swasembada energi.

"Saya diberitahu oleh para pakar bahwa bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi. Dan hitungan saya tidak lama, tidak lama. Lima tahun, paling lambat enam tahun, kita bisa swasembada energi," ungkap Prabowo.

Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL merupakan ekosistem baterai berbasis nikel terintegrasi pertama di dunia dan terbesar di Asia Tenggara. Ekosistem ini mulai dari pertambangan nikel di Halmahera Timur hingga produksi baterai kendaraan listrik di Karawang.

Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar USD5,9 miliar dan mencakup area seluas 3.023 hektar serta mampu menyerap 35 ribu tenaga kerja langsung, pertumbuhan ekonomi lokal, dan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.

Proyek ini, secara keseluruhan dirancang untuk memiliki kapasitas produksi baterai kendaraan listrik sebesar 6,9 GWh, yang kemudian akan ditingkatkan menjadi 15 GWh.

Peningkatan kapasitas ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen utama baterai kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara.

Industri baterai terintegrasi tersebut juga diperkirakan mampu memasok kebutuhan baterai untuk sekitar 300 ribu unit kendaraan, yang berpotensi menekan impor BBM hingga 300 ribu kilo liter per tahunnya.

Topik:

hilirisasi lahan-bekas-tambang pusat-ekonomi-baru