Rupiah Tertekan, Ditutup di Level Rp16.416 per Dolar AS


Jakarta, MI - Nilai tukar rupiah kembali tertekan pada awal pekan ini. Pada perdagangan Senin (15/9/2025), rupiah ditutup melemah di posisi Rp16.416 per dolar Amerika Serikat, turun dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di level Rp16.375 per dolar AS.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah masih berpotensi berfluktuasi dan akan bergerak di kisaran Rp16.420–Rp16.730 per dolar AS pada perdagangan Selasa (16/9/2025).
Menurutnya, pelemahan rupiah tak lepas dari meningkatnya ketegangan geopolitik global. Ukraina diketahui memperluas serangan ke infrastruktur minyak Rusia, yang memicu kekhawatiran pasar akan eskalasi konflik dan dampaknya terhadap harga energi dunia.
“Serangan tersebut berpotensi menghentikan produksi minyak Rusia dalam jumlah besar dan dapat memicu potensi gangguan pasokan, terutama untuk pasar utama Moskow, yaitu India dan Tiongkok,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Senin (15/9/2025).
Faktor lain yang turut memengaruhi pergerakan rupiah berasal dari rilis data ekonomi Amerika Serikat. Data terbaru memberi sinyal tambahan bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk mulai melonggarkan kebijakan moneternya. Salah satunya Indeks Harga Konsumen Agustus 2025 yang mengonfirmasi bahwa inflasi utama masih sedikit tinggi.
Namun, narasi yang lebih luas menunjukkan ekonomi yang melambat. Ibrahim mengatakan secara keseluruhan indikator-indikator ini menutup kekhawatiran inflasi yang ditakutkan The Fed.
Sementara di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada kuartal III tahun ini sebagai imbas dari belanja pemerintah yang masih rendah.
Selain itu, kinerja perdagangan, khususnya net ekspor, diperkirakan melandai. Kinerja ekspor yang memuncak sampai Agustus 2025 didorong oleh strategi front loading oleh para pelaku usaha, dalam rangka mengantisipasi penerapan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump.
Mski demikian, Ibrahim berpandangan geliat perekonomian akan berbalik arah pada kuartal IV 2025. “Optimistis bakal tumbuh sejalan dengan penyerapan insentif maupun stimulus yang digelontorkan pemerintah,” ujar Direktur PT Traze Andalan Futures itu.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sejumlah paket stimulus yang akan digulirkan pemerintah pada akhir tahun. Salah satu fokusnya adalah peningkatan produktivitas melalui program magang bagi lulusan baru atau fresh graduate.
Kemudian, pemerintah berencana memperluas insentif pajak berupa pajak ditanggung pemerintah (DTP) yang saat ini dinikmati industri padat karya.
Tak hanya itu, perlindungan sosial bagi pekerja juga akan diperluas. Fasilitas jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kehilangan pekerjaan (JKP), dan jaminan kematian (JKM) akan diberlakukan dengan biaya iuran yang lebih ringan, termasuk bagi pekerja lepas atau mitra seperti pengemudi ojek online (ojol).
“Ini kami akan dorong juga. Yang pemerintah kemarin memberikan bantuan untuk 50 persen bayarnya. Nah ini nanti teknisnya kami sedang siapkan,” kata Airlangga usai rapat di kantornya pada Jumat (12/9/2025).
Topik:
rupiah-melemah dolar-as